SUBANG — Sebanyak 20 suporter Persikas Subang yang sempat diamankan usai membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Persikas” dalam acara Nganjang ka Warga edisi ke-9 di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, telah dipulangkan ke orang tua masing-masing setelah menjalani proses pendataan di Polres Subang, Kamis (29/5/2025) malam.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Subang, AKP Bagus Panuntun, menjelaskan bahwa para suporter tersebut langsung dibawa ke Polsek Ciasem pada malam kejadian untuk dimintai keterangan awal.
“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar AKP Bagus.
Untuk menjaga kenyamanan dan kelancaran proses pemeriksaan, Tim Jatanras Polres Subang kemudian menjemput para suporter keesokan harinya untuk dibawa ke Mapolres Subang guna melanjutkan proses pendataan.
“Setelah proses pendataan selesai, seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan ke orang tua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang,” lanjutnya.
AKP Bagus menegaskan bahwa pendataan dilakukan semata-mata untuk memastikan identitas para suporter serta mengantisipasi kemungkinan adanya penyusup.
“Kami sudah memulangkan (suporter), tidak melakukan penahanan. Hanya kegiatan (pendataan) tadi, pendataan saja,” terangnya.
Aspirasi Soal Akuisisi Persikas
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Super Sub Persikas, Awih, menjelaskan bahwa pembentangan spanduk oleh salah satu kelompok suporter, yakni Ultras Persikas, bertujuan menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Subang Reynaldy terkait isu akuisisi Persikas oleh pihak swasta.
“Kita pahami mungkin itu bahasa hati dari anak-anak Ultras yang termakan rumor yang sedang berkembang dan mengharapkan adanya solusi dari gubernur (Jabar) atau bupati (Subang) terkait rencana akuisisi tersebut. Tapi ya momennya kurang tepat sehingga terjadi hal yang membuat gubernur (Dedi Mulyadi) marah,” ujar Awih, Kamis (29/5/2025).
Awih berharap Gubernur Dedi Mulyadi bisa memahami konteks aspirasi tersebut sebagai bentuk kepedulian suporter muda terhadap masa depan klub kebanggaan warga Subang.
“Kami harap gubernur (Dedi Mulyadi) dapat memaklumi perihal apa yang terjadi meski ini mungkin momen yang kurang tepat dalam menyampaikan pendapatnya. Mari kita sama-sama edukasi para generasi muda ini tanpa men-judge dengan kata-kata kurang pas dalam menyampaikannya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa suporter Persikas terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Casual, Ultras, dan Super Sub Persikas. Aksi yang terjadi semalam, menurutnya, dilakukan oleh kelompok Ultras, bukan Super Sub.
“Ke depan sih dengan adanya kejadian semalam jadi pembelajaran bagi kita semua dalam bersikap dan mengambil keputusan. Meskipun itu bukan anggota kami, kami Super Sub selayaknya kakak yang baik memohon maaf kepada gubernur, bupati dan masyarakat yang terganggu terhadap apa yang terjadi semalam,” ucapnya.
Awih menegaskan bahwa para suporter pada dasarnya ingin ada ruang dialog antara pihak pemerintah dan manajemen klub untuk menyelamatkan masa depan Persikas Subang.
“Harapan kami jelas, ingin adanya solusi untuk duduk bersama antara gubernur (Jabar), bupati (Subang), manajemen (Persikas) dan suporter terkait dengan masalah yang menjadi kesulitan Persikas.
Meski Persikas milik swasta tapi sebagai klub yang lahir dari rahim rakyat sudah selayaknya ini menjadi perhatian pejabat terkait dalam menyelamatkannya,” tegasnya.