Jakarta – Hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) semakin erat. Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin telah menunjukkan kesepahaman dalam upaya menghentikan perang di Ukraina. Rusia kini mendapat dukungan penuh dari AS dalam berbagai aspek. Termasuk sikap geopolitik di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan peningkatan kerja sama ekonomi.
Langkah-langkah drastis yang diambil Trump ini sangat kontras dengan kebijakan pemerintahan AS sebelumnya.
Berikut tiga alasan utama mengapa Rusia kini mendapat dukungan dari AS dalam konflik dengan Ukraina:
1. Sikap AS di PBB yang Mendukung Rusia
Mengutip dari BBC, AS telah dua kali berpihak pada Rusia dalam pemungutan suara di PBB. Terkait peringatan ulang tahun ketiga invasi Rusia ke Ukraina. Pada pemungutan suara pertama, AS menentang resolusi rancangan Eropa yang mengutuk tindakan Moskow dan mendukung integritas teritorial Ukraina.
Sikap ini menempatkan AS dalam barisan yang sama dengan Rusia, Korea Utara, dan Belarusia di Majelis Umum PBB (UNGA) di New York.
Selanjutnya, AS merancang dan memberikan suara untuk resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya konflik. Tetapi tanpa menyertakan kritik terhadap Rusia.
Dewan Keamanan meloloskan resolusi tersebut. Tetapi dua sekutu utama AS, yaitu Inggris dan Prancis, memilih abstain setelah upaya mereka untuk mengubah isi resolusi diveto oleh AS.
Sidang UNGA semakin memperjelas perpecahan antara AS dan Eropa. Ketika para diplomat AS mengusulkan resolusi yang hanya menyatakan belasungkawa atas korban jiwa dalam “konflik Rusia-Ukraina” dan menyerukan akhiri konflik.
Sementara itu, para diplomat Eropa mengajukan teks lebih rinci yang secara langsung menyalahkan Rusia atas invasi skala penuhnya dan menegaskan dukungan terhadap kedaulatan serta integritas teritorial Ukraina.
2. Upaya AS untuk Mengakhiri Perang Ukraina
Mengutip dari Bisnisupdate, Presiden AS Donald Trump bersikeras ingin mengakhiri perang di Ukraina, meskipun masih belum jelas apakah Rusia memiliki pandangan yang sama terkait mekanisme penyelesaian konflik ini.
“Sudah saatnya untuk mengakhiri pertumpahan darah ini dan memulihkan perdamaian, dan saya pikir kita akan melakukannya,” kata Trump.
Dalam upaya diplomatiknya, Trump bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih untuk membahas strategi mengakhiri perang di Ukraina. Trump juga mengindikasikan bahwa ia percaya Putin akan menerima keberadaan pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan potensial untuk menghentikan konflik.
Namun, dalam pernyataan yang tersiar di televisi pemerintah Rusia, Putin menegaskan bahwa hingga saat ini, ia belum secara rinci membahas penyelesaian konflik di Ukraina dengan Trump. Hal ini juga berlaku untuk negosiasi antara tim diplomasi Rusia dan Amerika yang sebelumnya bertemu di Arab Saudi.
3. Keinginan AS dan Rusia untuk Bekerja Sama di Bidang Ekonomi
Mengutip dari Reuters, ekonomi Rusia menghadapi ancaman perlambatan akibat pengeluaran fiskal yang besar, inflasi yang tinggi, suku bunga yang melonjak, dan sanksi dari negara-negara Barat. Namun, setelah tiga tahun perang, AS tampaknya telah memberikan harapan baru bagi Moskow.
Trump mendorong kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang berpotensi menguntungkan Rusia secara ekonomi. Salah satu indikasinya adalah Trump mulai menyalahkan Ukraina atas invasi yang terjadi pada tahun 2022 serta mempertimbangkan untuk mencabut sanksi terhadap Rusia.
Menurut Oleg Vyugin, mantan wakil ketua bank sentral Rusia, Rusia menghadapi dua pilihan sulit: menghentikan belanja militer yang terus meningkat atau mempertahankannya dengan konsekuensi pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan standar hidup yang menurun.
“Karena alasan ekonomi, Rusia tertarik untuk menegosiasikan akhir diplomatik dari konflik ini,” ujar Vyugin dalam wawancara.
Selain itu, Alexander Kolyandr, seorang peneliti di Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA), menyatakan bahwa Rusia akan sulit menghentikan pengeluaran untuk produksi senjata dalam waktu singkat karena khawatir akan menyebabkan resesi dan karena masih memerlukan pemulihan kapasitas militernya.
Namun, jika kesepakatan damai tercapai, hal ini dapat mengurangi tekanan ekonomi dan memungkinkan pencabutan beberapa sanksi, yang pada akhirnya bisa membuka kembali jalur kerja sama ekonomi dengan negara-negara Barat.
Kesimpulan
Perubahan sikap AS di bawah pemerintahan Trump terhadap konflik Rusia-Ukraina telah membawa dampak besar dalam hubungan geopolitik global. Dukungan AS terhadap Rusia di
PBB, dorongan untuk mengakhiri perang, serta peluang kerja sama ekonomi antara kedua negara menjadi faktor utama dalam perubahan ini.
Meski demikian, langkah-langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi sekutu-sekutu AS di Eropa mengenai komitmen jangka panjang AS terhadap keamanan regional.(clue)
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==