SUBANG – Subang punya pemimpin baru. Dr. Drs. Imran, M.Si.,MA.Cd dilantik menjadi Pj Bupati Subang oleh Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melalui Keputusan Mendagri pada Selasa (19/12/2023) lalu. Menariknya, nama Imran tidak tercatat sebelumnya dalam tiga nama yang diajukan oleh DPRD Kabupaten Subang ke Kemendagri.
Ingin menilik lebih jauh, Cluetoday dalam program Tanya Tokoh berkesempatan berbincang dengan Pj Bupati Subang di ruang kerjanya. Progresif, taktis, dan terstruktur. Menjadi kesan pertama kami saat bertemu dan berbincang dengan Dr. Imran.
Punya rekam jejak pendidikan mentereng, Imran lahir dan besar di Lhouksmawe, Aceh. Imran tercatat pernah mengenyam pendidikan di STPDN, Universitas Padjajaran Bandung, La Trobe University Bendigo Australia, dan menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia.
Di bulan pertamanya menjabat sebagai Pj Bupati Subang, agenda-agenda kerjanya dipenuhi dengan kegiatan konsolidasi dan silaturahmi sampai ke desa-desa. Nampaknya Imran ingin segera “membaca” Subang.
Imran menuturkan, tak pernah terbayang dalam benaknya bisa menerima tugas untuk memimpin Kabupaten Subang. Sejak hari-hari pertama menginjakan kaki di Subang, ia mengaku langsung jatuh cinta pada daerah berpenduduk 1.642.856 jiwa ini.
Segudang Mimpi Imran untuk Subang
Dalam sesi wawancaranya bersama Cluetoday di program Tanya Tokoh, Mantan Pj Walikota Lhouksmawe ini menyebut dirinya memiliki banyak sekali mimpi untuk membangun Subang.
“Bagaimana tidak. Pegunungan di Subang menyimpan keindahan yang luar biasa. Subang juga punya dataran rendah yang bisa dimaksimalkan untuk pertanian. Kita juga punya laut. Lengkap dengan segala potensinya,” ujar Imran.
Selain potensi geografis yang luar biasa, dirinya juga menilai Subang memiliki kekayaan budaya, seni, kuliner, UMKM, dan ekonomi kreatif yang seharusnya bisa di-endorse semaksimal mungkin.
“Kita punya Alun-alun dan fasilitas olahraga bagus bisa dimanfaatkan untuk pagelaran-pagelaran budaya, seni dan olahraga. Lalu pedagang kaki lima dan UMKM bisa disentralisasi. Kita bisa buat event berskala nasional ataupun provinsi disini. Industri hulu hilirnya juga dipikirkan. Kan sampai saat ini belum ada,” terangnya.
Untuk mewujudkan semua itu, Imran mengakui APBD Subang masih belum proporsional. Namun meski dengan APBD terbatas, Imran mengajak setiap elemen masyarakat terutama pemerintah untuk lebih luwes dan kreatif.
“Bukan berarti anggaran kecil lalu semua itu tidak bisa terwujud. Kita berkolaborasi dan berinovasi. Kita bisa cari pendanaan lewat CSR atau pihak ketiga,” ungkap Pj Bupati Subang tersebut.
Subang “Susah Berkembang”?
Pj Bupati Subang juga menyoroti lemahnya perencanaan pembangunan di kabupaten penghasil beras ketiga terbesari di Jawa Barat ini. Hal ini akan berimplikasi pada ketidakjelasan arah pembangunan dari waktu ke waktu.
“Perencanaan itu harus juga melihat jangka panjangnya. Harus dibangun dulu pondasinya. Nantinya itu akan jadi acuan bagi siapa saja yang akan memimpin Subang di masa mendatang,” ujarnya.
Imran mengakui belum melihat secara jelas arah pembangunan Subang kedepan. Ia menilai, ini merupakan salah satu hal substansial yang luput dari perencanaan jangka panjang pembangunan Subang di segala bidang.
“Jika dalam satu tahun ini saya tidak bisa memaksimalkan upaya-upaya untuk memaksimalkan potensi Subang, akan sangat disayangkan. Maka saya akan bekerja 1000 persen,” tegasnya.
Belum Punya Grand Design
Namun Imran menyebut selama ini segala potensi tersebut belum dipoles secara maksimal. Perkembangannya masih stagnan. Menurut pengamatannya, Subang selama ini belum memiliki grand design atau masterplan yang jelas dalam rencana pembangunan.
“Belum (punya grand design-Red). Jadi bagaimana kita punya acuan? Misal Subang disebut kota nanas. Tapi apakah industri hulu hilir nanas di Subang sudah maksimal? Belum kan. Dalam aspek lain juga begitu. Pendidikan, kekayaan budaya, ekonomi apakah sudah ada master plan nya? Kita punya banyak PR,” jelas Imran kepada Cluetoday.
Jangan Terbelah-belah
Imran juga mengkritisi budaya kerja yang masih terdikotomi. Hal ini menurutnya menjadi penghambat perkembangan Subang yang seharusnya dibangun bersama dengan kolaborasi setiap elemen masyarakat.
“Sudahlah tinggalkan cara berpikir dan cara bekerja seperti itu. Jangan ada yang merasa paling mampu membangun Subang. Subang itu tidak bisa dibangun oleh satu dua orang. Harus bersama-sama,” tegasnya.
Imran menyebut saat ini semua orang, baik pribumi maupun pendatang harus punya rasa memiliki kepada Subang.
“Masyarakat Subang sudah waktunya bersatu, solid, dan satu frekuensi untuk membangun Subang. Saya sendiri pun begitu. Saat ini saya juga merasa memiliki Subang dan artinya saya punya kewajiban untuk turut serta membangun Subang,”
Kolaborasi jadi Kunci
Meski hanya memiliki waktu satu tahun untuk menahkodai Subang. Imran mengaku akan melakukan beberapa langkah strategis untuk menuntaskan segudang tugas yang ia emban.
“Rancangan pembangunan jangka panjang dan jangka pendek harus jelas. Saya kemarin sudah terima eksposnya dan ditargetkan beres sebelum Agustus,” terang Imran.
Selain itu, Imran menerangkan dirinya langsung bergerak cepat sejak hari pertama bekerja. Menurutnya, konsolidasi dan sinergi menjadi aspek penting dalam percepatan pembangunan Subang.
“Andai tubuh saya ini bisa digandakan. Saya sangat ingin mengunjungi semua desa yang ada di Subang. Saya harus berbuat banyak untuk Subang dan berkomitmen untuk bekerja seribu persen,” ungkapnya kepada Cluetoday.
Menutup perbincangan, Imran mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak berhenti bermimpi. Baginya dari mimpi itulah setiap orang bisa mewujudkannya dalam tindakan nyata untuk membuat Subang bisa berkembang. (tiara/clue)