JAKARTA – Pemerintah resmi mengumumkan enam jurus utama untuk memperkuat ekonomi nasional di tengah perlambatan global dan fluktuasi harga komoditas dunia. Strategi ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Negara, Senin (15/9/2025), yang turut dihadiri jajaran menteri ekonomi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa paket kebijakan ini dirancang agar Indonesia tetap mampu tumbuh di atas 5% meskipun perekonomian dunia masih penuh ketidakpastian.
“Enam jurus ini fokus pada stabilitas harga, percepatan investasi, penguatan UMKM, belanja produktif, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan sektor keuangan,” ujar Airlangga.
Enam Jurus Pemerintah Bangkitkan Ekonomi
- Stabilisasi Harga Pangan dan Energi
Pemerintah memperkuat cadangan logistik nasional melalui Badan Pangan Nasional serta menggelontorkan tambahan anggaran subsidi energi sebesar Rp339 triliun hingga akhir 2025. Langkah ini ditempuh untuk menjaga inflasi tetap terkendali di kisaran 3% ±1. - Percepatan Investasi dan Hilirisasi
Target investasi asing langsung (FDI) dipatok mencapai Rp1.500 triliun pada 2026, dengan fokus pada hilirisasi nikel, bauksit, hingga energi hijau. Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi kuartal II 2025 sudah menembus Rp440 triliun, naik 6,7% dibanding tahun sebelumnya. - Penguatan UMKM dan Ekonomi Digital
Pemerintah menambah plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp500 triliun pada 2026. Program ini ditargetkan mengintegrasikan 30 juta UMKM ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce dan digital banking. - Reformasi Fiskal dan Belanja Produktif
APBN 2026 diarahkan lebih produktif dengan alokasi Rp430 triliun untuk infrastruktur, serta peningkatan anggaran kesehatan dan pendidikan. Defisit APBN ditargetkan turun ke 2,2% dari PDB, lebih rendah dari perkiraan 2,5% tahun 2025. - Peningkatan Lapangan Kerja dan SDM
Pemerintah meluncurkan program “Satu Juta Talenta Digital” untuk mempersiapkan tenaga kerja di bidang kecerdasan buatan (AI), siber, dan green economy. Tingkat pengangguran terbuka diharapkan turun dari 5,2% (2024) menjadi di bawah 4,5% pada 2027. - Penguatan Ketahanan Sektor Keuangan
Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan memperkuat koordinasi guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp15.800 per dolar AS. BI juga menyiapkan intervensi pasar valas dan penguatan cadangan devisa yang per Juli 2025 tercatat USD 147,8 miliar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai strategi ini realistis namun perlu konsistensi di lapangan.
“Kuncinya ada di daya beli. Jika inflasi pangan bisa ditekan, konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari 55% PDB akan tetap terjaga,” kata Bhima.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, menekankan pentingnya implementasi hilirisasi.
“Jangan hanya sebatas ekspor setengah jadi. Hilirisasi harus membuka industri manufaktur dalam negeri agar lapangan kerja bisa tercipta lebih luas,” ujarnya.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2026 bisa berada di kisaran 5,3%–5,6%, dengan inflasi terjaga di bawah 3,5%. Pemerintah optimistis enam jurus ini akan menjadi fondasi menuju visi Indonesia Emas 2045. (clue)