SUBANG–Kala itu, Asep Saeful Anwar (29), warga Kasomalang, harus menunggu layanan mobil tanki air bantuan dari Perumda Tirta Rangga Subang, perusahaan milik Pemda Subang penyedia air bersih. Jaringan air bersih ke rumah pria satu anak ini mati imbas longsor di mata air Cipondok, Kasomalang, pada Januari lalu.
“Iya, dulu pas ada musibah, air buat mandi sulit. Sekarang udah membaik,” kenang Asep.
Mata Air Cipondok memiliki peran vital menyediakan sumber air bersih bagi 13.417 pelanggan di Kasomalang, Cisalak, dan Jalancagak. Bahkan, menurut Dirut Perumda Tirta Rangga Subang, Lukman Nurhakim, Cipondok menjadi sumber mata air dengan debit terbesar yang dikelola perusahaanya.
“Ada lebih dari 14 ribu pelanggan di tiga kecamatan. Sumber airnya dari mata air Cipondok. Dalam kondisi normal, kami mendistribusikan sekitar 180 liter per detik, tapi setelah bencana, kami hanya bisa mengambil 160 liter,” ungkap Lukman.
Musibah longsor yang menewaskan dua orang itu, juga merusak bak penampung air milik Perumda. Kejadian tersebut membuat Perumda kehilangan pendapatan Rp 1 Miliyar dan kerusakan fasilitas. Sehingga, untuk sementara, mengambil dari sumur titik pengambilan air milik PT Tirta Investama (Aqua) yang sudah tidak digunakan.
“Broncaptering atau penampung air dari mata air kami rusak. Tidak ada sisa tergerus longsor. Saat ini mengambil dari bekas milik Aqua yang tidak terpakai, sifatnya sementara. Akhirnya kapasitas debit tidak bisa sebesar semula. Maka pelayanan juga belum pulih seratus persen,” paparnya.
Lukman tak tinggal diam. Dirinya saat itu juga langsung bergerilya mencari sejumlah solusi perbaikan. Diantaranya mengusulkan perbaikan ke Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, BPPW, BNPB hingga Kantor Staf Presiden (KSP).
Pihaknya juga sempat dipertemukan dengan calon investor dari Asian Utilities Private Limited untuk potensi sinergi revitalisasi sungai Cipondoh. Bahkan, pada Jum’at (07/08/25) kemarin, DPRD Subang memanggil para pihak tersebut untuk mengkoordinasikan upaya penanganan mata air pasca longsor.
“Respons dari BBWS sudah ada. Pada 1 April 2024 mereka sudah melakukan survey lapangan. Kami berharap ada tindak lanjut perbaikan. Perbaikan perlu biaya besar, makanya kami minta bantuan anggaran pusat. Pak Bupati sudah menyurati langsung, kami sudah sampaikan,” tambah Lukman.
“Kami sudah jelaskan progresnya kepada DPRD. Mudah-mudahan segera ada solusi,” tambahnya. (cep/clue)