Jakarta – Menjelang bulan suci Ramadan, tradisi ziarah kubur kembali ramai dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur dan momen untuk mendoakan keluarga yang telah berpulang. Selain itu, ziarah kubur juga mengingatkan umat Islam akan kehidupan setelah mati serta meningkatkan kesadaran spiritual menjelang ibadah puasa.

Tradisi Ziarah Kubur di Berbagai Wilayah
Mengutip dari RRI.co.id, di Kabupaten Bangka, khususnya di Sungailiat dan Pemali, masyarakat masih mempertahankan tradisi ziarah kubur sebelum Ramadan.
Santi, warga Sungailiat, mengungkapkan bahwa setiap tahun ia dan keluarganya selalu melakukan ziarah kubur sebelum puasa.
“Setiap tahun, sebelum puasa, kami selalu datang ke makam keluarga untuk membersihkan kubur, menabur bunga, dan membaca doa. Ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun,” ujar Santi.
Hal yang sama juga di lakukan oleh Yudi, warga Pemali. Ia menilai bahwa ini kubur bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebagai pengingat bagi yang masih hidup untuk selalu berbuat baik.
“Ziarah kubur bukan hanya tradisi, tetapi juga pengingat bagi kami yang masih hidup agar selalu berbuat baik. Kami percaya doa dari anak cucu sangat berarti bagi mereka yang telah tiada,” kata Yudi.
Tak Ada Ketentuan Khusus Waktu Ziarah
Selain itu di Sumatera Selatan, tradisi ziarah kubur semakin marak menjelang Ramadhan. Mengutip dari Akurat.co, tidak ada ketentuan khusus dalam Islam mengenai waktu terbaik untuk berziarah, tetapi masyarakat Muslim di Indonesia biasanya melakukannya pada akhir bulan Sya’ban sebagai persiapan menyambut bulan suci.
Hal ini selaras dengan hadis Rasulullah ﷺ riwayat Muslim: “Ziarahilah kuburan, karena itu dapat mengingatkan kalian akan akhirat,”
Di Tanjungpinang, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Taman Bahagia jugapadat oleh warga yang datang untuk berziarah menjelang Ramadan. Para peziarah membersihkan makam, menabur bunga, dan menuangkan air sebagai simbol penghormatan.
“Setiap tahun sebelum puasa, kami sekeluarga selalu datang ke sini untuk berdoa dan membersihkan makam orang tua. Ini cara kami mengenang mereka dan memohon ampunan agar mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” ujar Anwar, salah seorang peziarah, mengutip Suarasiber.
Di Demak, ribuan warga dari berbagai daerah menghadiri Haul Kubro di Makam Tlogo, Desa Batursari, Kecamatan Mranggen. Tradisi yang terkenal sebagai Nyadran ini di lakukan oleh lebih dari 3.000 orang sebagai bagian dari warisan nenek moyang.
“Ini sudah dari nenek moyang kami dulu. Kami berharap, melalui acara doa bersama dalam Haul Makam Tlogo, diharapkan semakin mempererat kerukunan warga desa,” kata Kepala Dusun Tlogo, dikutip dari Inilahjateng.
Berkah bagi Pedagang Bunga
Mengutip dari RRI.co.id, selain menjadi momen spiritual, meningkatnya aktivitas ziarah kubur menjelang Ramadan juga membawa berkah bagi pedagang bunga tabur. Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, banyak pedagang yang menjual bunga tabur di sekitar pemakaman. Salah satu pedagang, Acil Inur, mengaku mengalami peningkatan omzet daripada hari biasa.
“Setiap hari ada saja para peziarah. Mereka membeli bunga tabur, seperti mawar, melati, dan kenanga. Berbeda dengan hari biasa, ada peningkatan pada momen tertentu. Khususnya hari Jumat, apalagi ini sudah dekat Ramadan, peziarah semakin meningkat,” ujar Acil Inur.
Pedagang bunga tabur biasanya tidak menaikkan harga meskipun permintaan meningkat. Mereka juga menyediakan rangkaian bunga untuk menghias makam.
“Dalam sehari biasanya saya hanya menjual beberapa kantong saja, tapi jelang Ramadan seperti sekarang bisa lebih banyak,” tambahnya.
Adab Berziarah Kubur
Agar ziarah kubur tetap sesuai dengan ajaran Islam, ada beberapa adab yang perlu di perhatikan:
- Berniat dengan Ikhlas – Niatkan ziarah kubur untuk mengingat akhirat dan mendoakan orang yang telah meninggal, bukan untuk mencari keberkahan dari makam itu sendiri.
- Membaca Doa yang Dianjurkan – Rasulullah ﷺ mengajarkan doa saat memasuki area pemakaman: “Assalamu’alaikum ahlad-diyar minal-mu’minina wal-muslimin, wa inna in syaa Allahu bikum lahiqun, nas’alullaha lana wa lakumul ‘afiyah.”
- Menjaga Sikap dan Perkataan – Berziarah harus dilakukan dengan khidmat, tidak bercanda atau tertawa berlebihan.
- Tidak Berlebihan dalam Mengagungkan Makam – Islam melarang membangun bangunan berlebihan di atas kubur atau menjadikannya tempat meminta pertolongan.
- Perempuan Diperbolehkan Berziarah dengan Syarat – Bagi perempuan, ziarah kubur diperbolehkan asalkan tidak meratap atau menangis histeris.
Ziarah kubur menjelang Ramadan telah menjadi bagian dari budaya Islam di Indonesia yang terus dilestarikan. Selain menjadi momen berdoa bagi keluarga yang telah tiada, tradisi ini juga mempererat silaturahmi antar anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan harapan mendapatkan berkah dan ketenangan dalam menjalani Ramadan, umat Islam terus menjaga tradisi ini dari generasi ke generasi.(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/sidang-isbat-penentu-awal-ramadan-2025-digelar-hari-ini/
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==