Mantan Pemain Sirkus di Taman Safari Bongkar Kasus Lama Eksploitasi ke Kemenkumham

Foto : kaltim.tribunnews

JAKARTA – Sejumlah mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) yang pernah tampil di Taman Safari diduga mengalami eksploitasi, perbudakan, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Dugaan ini terungkap setelah mereka melaporkannya kepada Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu, mereka turut meminta pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta guna menyelidiki dan mengungkap kasus pelanggaran HAM yang terjadi.

“Supaya ada sinergi lintas sektoral dari KemenHAM ini, juga dari kementerian perempuan, semua harus bersatu. Menurut saya segera membentuk tim pencari fakta,” ungkap Muhammad Sholeh selaku kuasa hukum dari para mantan pemain sirkus tersebut di gedung kementerian HAM pada Selasa (15/4/2025), mengutip dari tirto.id.

Selanjutnya, mantan pemain sirkus tersebut adalah korban kekerasan dan eksploitasi anak yang di duga di lakukan oleh pemilik Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Taman Safari sejak tahun 1970-an. Muhammad Sholeh juga menyatakan bahwa sebelumnya Komnas HAM telah melakukan pemantauan terhadap kasus ini pada tahun 1997. Namun, menurutnya, pemantauan tersebut tidak komprehensif karena tidak semua korban di mintai keterangannya.

“Meskipun ada rekomendasi dari Komnas HAM tahun 1997, tidak pernah ada yang namanya kompensasi atau ganti kerugian kepada korban. Padahal, hidup para mantan pemain sirkus mayoritas tidak berada, kondisi miskin semua,” ungkap Muhammad Sholeh.

Banyak Korban Tak Mengetahui Asal Muasanya

Selain itu, banyak korban dalam kasus ini yang tidak mengetahui asal-usul mereka. Saat ini, para korban juga berusaha mencari keberadaan orang tua mereka. Di sisi lain, pengacara korban merasa kecewa dengan sikap pihak taman safari yang tidak mengakui kesalahan mereka dan terkesan menutupi kekejaman. Serta kekerasan yang terjadi selama pertunjukan sirkus tersebut.

“Satu, asal usul para korban ini harus di ungkap. Mereka kan tentu punya orang tua, apakah sudah meninggal ataukah masih belum. Sampai hari ini, yang namanya Taman Safari Indonesia, padahal ini sudah di viralkan, tidak terbesit pengakuan bersalah. Seakan-akan tidak ada pelanggaran HAM di situ, tidak ada perbudakan. Tidak ada kekejaman yang sudah pernah dilakukan kepada mantan pemain sirkus,” ungkap Muhammad Sholeh.

Kemudian, Mugiyanto, yang merupakan Wakil Menteri HAM, juga menyampaikan permintaan maaf kepada para korban. Karena harus mengungkapkan kembali peristiwa yang menyebabkan trauma bagi mereka. Ia menambahkan bahwa Kementerian HAM akan segera memanggil pihak OCI dan Taman Safari. Untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Kami menegaskan permintaan maaf kepada mereka. Karena kami harus meminta mereka menyampaikan testimoni tentang hal-hal yang bersifat traumatik yang menyakitkan, yang pahit. Kami akan lakukan secepatnya. Karena salah satu upayanya memang kami ingin mencegah supaya praktik yang ini tidak terjadi lagi dan itu harus cepat,” ungkap Mugiyanto, mengutip dari msn.com.

Tanggapan Taman Safari Indonesia

Tanggapan Taman Safari Indonesia terhadap permasalahan ini menunjukkan bahwa insiden tersebut melibatkan oknum tertentu. Selanjutnya, pihak Taman Safari juga memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut.

“Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan mantan pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut. Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud. Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu. Namun, kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan. Adalah hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya. Namun kami berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak diangkut pautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami. Terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum,” cuit pernyataan dari manajemen Taman Safari Indonesia pada Rabu (16/4/2025).(clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/korban-kdrt-suami-tki-asal-subang-meninggal-dunia-di-malaysia/

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *