Magelang – cluetoday.com | Setelah menempuh perjalanan spiritual ribuan kilometer dengan berjalan kaki, sebanyak 36 biksu Thudong akhirnya tiba di pelataran Candi Borobudur. Kedatangan mereka menjadi momen sakral yang menyentuh banyak hati, sekaligus menandai rangkaian perayaan Waisak yang penuh makna.
Rombongan biksu ini telah menempuh perjalanan panjang lintas negara dari Thailand menuju Indonesia, melewati berbagai kota dengan satu tujuan utama: memperkuat spiritualitas, kedamaian, dan kesederhanaan, serta mengikuti puncak Waisak di Borobudur.
Masyarakat sekitar dan umat Buddha menyambut kedatangan mereka dengan penuh penghormatan. Jalanan menuju candi dipenuhi warga yang berjejer, memberikan bunga dan menyatukan tangan dalam salam anjali.
“Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tapi latihan batin untuk melepaskan ego, kemelekatan, dan menghadirkan damai,” ujar salah satu biksu saat tiba di kompleks candi.
Perjalanan Thudong: Meditasi dalam Setiap Langkah
Tradisi Thudong adalah bentuk latihan spiritual para biksu Buddha dengan berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain tanpa kendaraan, hidup dari dana umat, dan terus bermeditasi sepanjang perjalanan.
Tahun ini, kedatangan biksu Thudong menjadi perhatian tersendiri karena mereka melintasi berbagai kota di Indonesia dengan penuh keteguhan dan kesederhanaan, meski di tengah teriknya cuaca dan tantangan medan.
Simbol Kehadiran Spiritual yang Mendalam
Candi Borobudur menjadi titik puncak dari perjalanan ini, sekaligus tempat para biksu Thudong akan bergabung dalam upacara Waisak. Bagi umat Buddha, kehadiran mereka adalah berkah. Bagi masyarakat luas, momen ini adalah pengingat bahwa kesunyian dan kesederhanaan tetap bisa memberi dampak besar di tengah dunia yang bising.(clue)
Baca juga : Festival Lampion di Borobudur, Sorotan Ikonik Perayaan Waisak yang Penuh Harapan
Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==