SUBANG – Pemerintah Daerah Kabupaten Subang menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) khusus bagi Perempuan, Anak, dan Penyandang Disabilitas untuk perencanaan tahun 2026. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 24 April 2025, bertempat di Aula Pemda Subang.
Acara diawali dengan penampilan seni Lengser dan Tari Jaipong yang dibawakan oleh siswa-siswi SLB Negeri Subang. Penampilan ini berhasil memukau para tamu undangan yang hadir.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Subang, Iwan Syahrul Anwar, menyampaikan bahwa Musrenbang tematik yang secara khusus membahas isu perempuan, anak, dan disabilitas ini merupakan yang pertama kali digelar di Subang.
“Sebelumnya penyampaian aspirasi digabungkan dengan Musrenbang Kabupaten. Kami berpikir perempuan, anak, dan penyandang disabilitas membutuhkan ruang yang lebih leluasa untuk menyampaikan aspirasi mereka,” ujarnya.
Iwan juga menjelaskan bahwa BP4D telah mengadakan serangkaian penjaringan aspirasi dari kelompok perempuan, anak, dan penyandang disabilitas sejak awal Januari 2025.
“Hasilnya akan kita sepakati pada Musrenbang perempuan, anak, dan disabilitas. Kemudian nanti dibahas dan disepakati Musrenbang RKPD 2026 dan dilakukan proses internalisasi dalam dokumen perencanaan kabupaten, maupun perangkat daerah,” jelasnya.
Fokus Kelompok Rentan
Ia menegaskan bahwa agenda ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah daerah dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan kelompok rentan.
“Setelah kita mengkaji RPJPD, KLHS RTRW Kabupaten Subang dalam rancangan awal RPJMD kita munculkan secara spesifik isu strategis yang berkaitan dengan bagaimana perempuan, anak, dan disabilitas agar kini mendapatkan perhatian dan fokus yang sama oleh Pemda Kabupaten Subang,” tambahnya.
Wakil Bupati Subang, Agus Masykur, yang hadir mewakili Bupati Reynaldy, menilai pelaksanaan Musrenbang ini sebagai langkah strategis untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan adil di Subang.
“Artinya pembangunan di Kabupaten Subang harus melibatkan seluruh golongan, tidak ada golongan yang termarginalkan, bagaimana kita maju bersama-sama melibatkan seluruh stakeholder,” katanya.
Ia menekankan pentingnya memasukkan perspektif gender dan keberpihakan kepada kelompok rentan dalam proses perencanaan pembangunan.
“Kami ingin memastikan suara aspirasi dari perempuan, anak, dan disabilitas dapat diperhatikan, dihargai, dan dijadikan dalam penyusunan kebijakan pembangunan,” ujarnya.
Agus juga berharap Musrenbang ini menjadi sarana kolaboratif bagi semua pihak dalam menyusun rencana pembangunan daerah yang responsif terhadap kebutuhan seluruh masyarakat.
“Melalui Musrenbang ini saya harap kita semua bisa menyusun perencanaan yang benar-benar supportif terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk mereka yang selama ini kurang terfasilitasi,” tambahnya.
Menutup sambutannya, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen bersama dalam merumuskan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat secara adil dan menyeluruh.(clue)