Subang–Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Subang melakukan pengawasan serta pendampingan program Pendidikan Karakter dan Bela Negara di Lanud Suryadi Surya Darma, Kalijati, Subang, pada Senin (23/06/25).
Menurut Ketua KPAD Subang, Nur’aeni, pihaknya terus menguatkan perannya dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di berbagai institusi.
Termasuk kegiatan yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Subang Reynaldy.
“KPAD hadir tidak hanya sebagai lembaga advokasi, tetapi juga sebagai mitra pengawas yang memastikan seluruh rangkaian pendidikan karakter berjalan sesuai dengan prinsip perlindungan dan penghormatan terhadap hak anak,” kata Nur’aeni.
Dalam program tersebut, Nuraeni mengemukakan, KPAD melakukan pengecekan beberapa aspek, seperti tempat belajar, tempat tidur, dan ruang makan.
Selain itu, aspek kurikulum materi, metode pembelajaran, hingga interaksi antara pembina dan peserta didik tidak luput dari pengawasan KPAD.
“Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa setiap aktivitas mendidik benar-benar memperkuat nilai-nilai disiplin, integritas, tanggung jawab, serta tidak mengandung unsur kekerasan fisik maupun psikologis,” ujar dia.
“Kehadiran KPAD juga menjadi simbol kepastian bahwa proses pembentukan karakter anak harus selalu berada dalam koridor perlindungan,” lanjutnya.
KPAD Subang juga memberikan masukan dan evaluasi terhadap program tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pendidikan karakter yang lebih inklusif dan ramah anak.

Selain itu, KPAD Subang membuka ruang pengaduan sebagai bentuk sistem pengawasan partisipatif.
Diharapkan setiap anak merasa aman dan memiliki keberanian menyuarakan pengalaman yang tidak sesuai dengan nilai-nilai perlindungan.
“Dengan pengawasan yang terintegrasi, KPAD Subang menegaskan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tentang membentuk anak menjadi disiplin dan tangguh, tetapi juga tentang menjaga marwah kemanusiaan anak agar tumbuh dalam lingkungan yang sehat, adil, dan penuh kasih,” pungkasnya.
Sebelumnya, di hari yang sama, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi melepas 50 pelajar Subang untuk mengikuti program tersebut.
Para pelajar dari berbagai SMP/MTs ini di Subang ini, terlibat kenakalan, seperti tawuran, bolos sekolah, hingga merokok.