Sekolah Swasta di Subang Kelimpungan Nyari Siswa Baru

Subang–Sejumlah sekolah di Kabupaten Subang dikabarkan kekurangan murid baru dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. 

Seperti terjadi di SD Negeri Sukamanah di Kecamatan Blanakan. Mereka mengalami penurunan pendaftar sekitar 40 persen. 

Tak hanya di SD Negeri, hal yang sama terjadi di SMKS Bina Putera, Cigadung, Subang. Mereka hanya menerima murid baru 15 orang pendaftar. 

Kekurangan murid baru disinyalir karena berbagai sebab. Seperti persaingan antar sekolah, minimnya fasilitas penunjang, hingga preferensi orangtua memilih sekolah. 

Menurut Ketua Yayasan Irjaaur Rohmah Al Mustofa, Aceng Sambas, penurunan pendaftar murid baru juga dirasakan sekolah yang ia kelola. 

Dirinya mengelola sekolah TK Islam Terpadu Nur Asysyifaa dan SMP Plus Nur Asysyifaa di Cibogo. Tekhusus SMP, merupakan sekolah berbasis pesantren. 

Aceng menuturkan, untuk pendaftar SMP tahun ini hanya 6 murid baru. Padahal, di sekolah yang berdiri sejak tahun 2000-an ini, seluruh siswa tidak dipungut biaya. 

“Sekolah kita sudah gratis biaya. Di sini juga disediakan asrama untuk yang mondok,” kata Aceng (17/07/25). 

Rata-rata, murid yang sekolah SMP berasal dari Padaasih Cibogo dan Songgom Indramayu. Sedikit yang berasal dari wilayah sekitar. 

Kendati letak sekolah strategis, hanya 14 menit atau 6,4 kilometer dari pusat pemerintahan Subang dan dekat kawasan industri PT TKG Taekwang. 

Aceng menduga, area sekolah yang dihimpit beberapa sekolah negeri dan swasta, jadi sebab minimnya pendaftar. Selain itu, jumlah fasilitas dan sarana yang masih terbatas jadi penilaian calon murid baru. 

Meski begitu, pihaknya tidak patah arang. Ditengah keterbatasan, ia berusaha memenuhi fasilitas pembelajaran agar memadai. Seperti pemasangan Air Conditioner (AC) di ruang kelas. 

“Kita tetap berusaha ya mendapatkan murid baru. Sarana pun terus dilengkapi, termasuk di kelas ada AC. Supaya gak gerah pas belajar,” kata Aceng dengan nada semangat. 

Sekolahnya pun terbilang eksis berprestasi mengikuti sejumlah kegiatan atau perlombaan. Terbaru, para murid menjadi finalis lomba kesenian hadroh tingkat Kabupaten Subang. 

“Alhamdulillah murid SMP Nur Asysyifa berani bersaing dengan sekolah lain. Kita juga pernah mengirimkan peserta ke Jambore Nasional Pramuka di Cibubur, Jakarta,” jelasnya.

Terjadi Tren Penurunan, Imbas Kebijakan KDM?

Dalam wawancara Cluetoday (03/07/25) bersama Sekretaris Jenderal Forum Kepala Sekolah SMA (FKSS) Jawa Barat, Suhaerudin, terjadi penurunan jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah swasta. 

Sejak Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahap pertama, FKSS Jabar mencatat persentase siswa yang mendaftar ke sekolah swasta hanya dikisaran 20-30 persen. 

Jauh menurun dibanding tahun kemarin yang mencapai 70 persen. 

“Terasa tidak adil. Ini dirasakan hampir seluruh sekolah swasta. Mungkin yang tidak terasa sekolah boarding karena siswanya bukan daerah sekitar. Sekolah reguler terasa,” terangnya (03/07/25).

Suhaerudin yang juga Kepala SMA Muhammadiyah Subang menilai, ada upaya terstruktur dan sistematis untuk mengurangi, bahkan menghapus eksistensi sekolah swasta dalam sistem pendidikan di Jawa Barat. 

Dirinya menduga, penurunan pendaftar murid baru imbas kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tentang 50 murid per kelas. 

Meski begitu, ia mengingatkan kondisi dan tantangan pemajuan pendidikan di masing-masing daerah berbeda. 

Sehingga, peran sekolah swasta yang berjumlah dua kali lebih banyak dibanding sekolah milik pemerintah, dirasa penting untuk diberdayakan. 

“Kami merasa ada semacam sesuatu kekuatan, yang akan sedikit demi sedikit atau masif, supaya sekolah swasta punah,” terangnya. 

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *