Dinilai Terlalu Dekat dengan Penguasa, BEM UGM dan UNDIP Mundur dari BEM SI

Foto : kompas

JAKARTA – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) 2025, Tiyo Ardianto, menyatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menarik diri dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan usai mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) XVIII di Padang. Menurutnya, keputusan tersebut karena sikap organisasi yang di nilai terlalu dekat dengan kalangan penguasa.

Tiyo mengungkapkan bahwa selama kegiatan Munas di Padang, ia menyaksikan kehadiran sejumlah tokoh politik dan pejabat pemerintah. Mereka yang hadir di antaranya adalah Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatra Barat, serta Kepala BIN Sumatera Barat.

“BEM sebagai lembaga pergerakan, bagi kami, mesti memberi batas yang tegas dan harus berjarak dengan penguasa. Tapi BEM SI tidak memberikan teladan yang membanggakan,” ujar Tiyo dalam keterangan pers melalui akun Instagram resmi @bemkm_ugm, pada Minggu (20/7/2025).

Ia juga mempertanyakan sikap BEM SI Kerakyatan yang tampak membiarkan para pejabat negara tersebut berfoto bersama mahasiswa. Lalu membagikannya di media sosial. Tiyo pun bertanya-tanya soal motif kehadiran para tokoh tersebut dalam Munas.

“Apalagi dengan merdeka, mereka pamerkan kebersamaannya, bersama mahasiswa pada media sosialnya. Mungkinkah mereka masuk ke forum murni di undang, atau karena ada tiket masuk yang telah mereka dapatkan?” lanjutnya.

Tiyo turut menyoroti kekacauan yang terjadi selama pelaksanaan Munas, yang menyebabkan sejumlah mahasiswa mengalami luka serius hingga trauma. Ia menilai bahwa insiden tersebut disebabkan oleh perebutan jabatan di internal forum.

“Bagi kami, tidak ada jabatan yang berharga untuk direbut sampai harus ribut. Kesatuan kita adalah aset berharga bagi gerakan rakyat sipil,” tegasnya.

Tak hanya BEM UGM, BEM Undip juga memberikan sikap serupa. Yang juga menarik diri dari keanggotaan BEM SI Kerakyatan dengan alasan yang sama.

Klarifikasi BEM SI

Menanggapi keluarnya BEM KM UGM, Demisioner Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Satria Naufal, menyatakan bahwa peristiwa itu memang terjadi setelah Munas XVIII di Padang berakhir. Ia menghormati keputusan BEM UGM yang dinilainya sebagai bagian dari proses penyerapan aspirasi internal kampus.

“Tanggapan saya selaku demisioner Koordinator Pusat BEM SI 2024 meyakini memang itu terjadi setelah Musyawarah Nasional di Padang. Kami menghormati keputusan teman-teman ditambah itu adalah konklusi dari serapan aspirasi dari tahun ke tahun dari internal UGM,” ujar Satria menutip Tirto, Senin (21/7/2025).

Satria membantah bahwa kehadiran pejabat negara di Munas membuat BEM SI kehilangan independensinya. Ia mengklaim BEM SI tetap menjaga jarak dengan kekuasaan. Bahkan kerap menghadirkan tokoh-tokoh kritis terhadap pemerintah dalam berbagai acara.

Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Muzammil Ihsan, menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi pasca keluarnya BEM UGM dan BEM Undip. Ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan idealisme gerakan, serta merangkul kembali seluruh elemen mahasiswa.

“Tentu kita juga terbuka luas kepada BEM seluruh Indonesia baik yang berasal dari Universitas Negeri maupun Universitas Swasta dalam membersamai kita untuk menyuarakan aspirasi rakyat,” ungkap Muzammil.

Ia mengingatkan bahwa aliansi BEM tidak sekadar menjadi identitas, tetapi menjadi ruang solidaritas dan penguatan gerakan mahasiswa.

“Kami percaya bahwa makin terhubung kekuatan mahasiswa lintas kampus dan wilayah, maka makin nyata kekuatan kita dalam menghadirkan perubahan,” tutupnya.

Namun demikian, Muzammil Ihsan menyatakan bahwa BEM SI tidak secara langsung mengundang para pejabat seperti ketua partai hingga Kepala BIN dalam Munas XVIII yang berlangsung di Padang pada 13–19 Juli 2025.

“Kalau BEM SI, kita tidak terlalu mengetahui,” katanya.

Menurutnya, kehadiran para pejabat tersebut kemungkinan merupakan hasil undangan dari pihak panitia lokal atau tuan rumah, yakni Universitas Dharma Andalas.

“Sepertinya tuan rumah langsung yang mengundang,” ujarnya.

BEM SI Menghargai Keputusan

Kehadiran sejumlah tokoh negara tersebut kemudian menjadi perhatian dan dipertanyakan oleh delegasi dari BEM UGM dan BEM Undip, yang pada akhirnya memilih untuk keluar dari aliansi.

Namun, BEM SI tetap menghormati keputusan dari kampus yang telah menarik diri dari BEM SI.

“BEM SI sangat menghormati dan menghargai keputusan yang diambil oleh BEM UGM dan BEM Undip serta BEM lain terkait keluarnya dari aliansi BEM SI Kerakyatan,” pungkas Muzammil.(clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/kontroversi-kepemimpinan-di-badan-pengelola-investasi-danantara-ada-sosok-burhanuddin-abdullah/

Folow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *