16 Hari Mayat Pemuda Terjebak di Penampungan Air PDAM Semarang

Semarang — Siapa sangka, di balik pagar besi dan dinding tinggi penampungan air milik PDAM Tirta Moedal, sebuah misteri bergulir selama 16 hari. Seorang pemuda bernama Dion Kusuma Pratama (21), yang semula hanya dilaporkan hilang usai malam hiburan, ternyata ditemukan tak bernyawa di dalam bak raksasa penyimpanan air Siranda, Gajahmungkur, Semarang.

Temuan ini bukan sekadar kabar duka, melainkan memunculkan rentetan pertanyaan: bagaimana mungkin jasad bisa terjebak begitu lama di obyek vital air minum tanpa seorang pun menyadarinya?

Hilang di Malam Panjang, Ditemukan di Bak Penampungan

Tanggal 31 Juli 2025, keluarga Dion melapor ke polisi: putra mereka hilang. Dari rekaman CCTV, ia terekam meninggalkan sebuah tempat hiburan malam. Polisi bahkan menemukan jejak Dion yang sempat mabuk dan terlibat perkelahian. Sejak malam itu, jejaknya putus.

Hingga akhirnya, 16 Agustus 2025, aroma tak biasa menyergap petugas PDAM di kawasan reservoir Siranda. Saat di periksa, tubuh Dion mengambang, masih dengan pakaian lengkap dan sepatu. Kondisi air yang hanya sekitar 1,5–2 meter menambah tanda tanya: apakah ia jatuh sendiri, atau ada yang menyeretnya ke sana?

Kompol Aris Munandar, Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, menegaskan mayat langsung dibawa untuk diautopsi.

“Kami telusuri dari laporan hilang sampai temuan jasad ini. Ada jejak perkelahian, dan identitas lawan sudah kami kantongi,” jelasnya.

Celah Keamanan Obyek Vital: Pagar Terkunci, tapi Tanpa CCTV

Secara resmi, PDAM menyebut reservoir Siranda terkunci rapat. Namun, faktanya, tak ada CCTV, tak ada petugas jaga. Celah pengamanan inilah yang menjadi sorotan publik. Bagaimana mungkin obyek vital air minum tak di awasi ketat?

Setelah insiden, PDAM buru-buru berjanji: akan pasang CCTV di seluruh fasilitas. Namun janji itu tak serta-merta menghapus pertanyaan: apakah tragedi ini bisa tercegah jika pengawasan sejak awal memadai?

Air PDAM: Tercemar atau Tidak?

Kekhawatiran warga langsung pecah: apakah air yang mereka minum selama 16 hari tercemar?

PDAM berupaya meredam kepanikan. Yudi Indarto, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal, memastikan air pelanggan aman. Ia menjelaskan:

• Reservoir Siranda tidak di fungsikan dalam distribusi harian.
• Pasokan air utama berasal dari Instalasi Tirta Gajah Mungkur (TGM).
• Begitu jasad di temukan, reservoir di kuras total dan di semprot disinfektan.

“Air yang diminum masyarakat Semarang tetap sesuai standar Permenkes. Kami pastikan tidak ada kontaminasi,” ujar Yudi.

Meski begitu, warga sempat resah. Sebagian mengaku mendapati air berbau tak sedap, meski PDAM menepis hal itu sebagai efek psikologis.

Investigasi yang Belum Tuntas

Polisi kini memfokuskan penyelidikan pada tiga hal:

  1. Rekonstruksi rute korban sejak meninggalkan hiburan malam hingga di temukan di reservoir.
  2. Autopsi forensik untuk memastikan penyebab kematian: kecelakaan, bunuh diri, atau dugaan tindak kriminal.
  3. Audit keamanan PDAM, karena kasus ini membuka fakta bahwa obyek vital air minum bisa begitu mudah diakses.

DPRD Kota Semarang pun ikut angkat bicara. Komisi B meminta PDAM segera meningkatkan pengawasan, memasang kamera pengawas, serta memperketat SOP akses fasilitas air.

Misteri 16 Hari yang Belum Terjawab

Kasus Dion Kusuma Pratama seakan menyimpan teka-teki. Dari malam terakhirnya di tempat hiburan, perkelahian yang belum tuntas terjawab, hingga tubuhnya yang ditemukan di reservoir PDAM.

Yang jelas, publik menuntut transparansi penuh dari aparat dan PDAM. Sebab, bukan hanya soal satu nyawa yang hilang, tetapi juga soal kepercayaan masyarakat terhadap air yang mereka hirup dan minum setiap hari. (clue)

Baca juga : Prima Talaga Sunda Tawarkan Hunian Nyaman dan Terjangkau di Pusat Kota Subang

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *