JAKARTA – Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, atau yang akrab disapa Noel, membuat publik terbelalak. Bukan hanya karena jabatan strategis yang ia emban, tetapi karena temuan di balik pintu garasinya: deretan kendaraan mewah yang kini berubah status menjadi barang bukti.
Dalam laporan harta kekayaan yang disetorkan ke KPK pada Januari 2025, Noel tercatat memiliki lima kendaraan dengan nilai total sekitar Rp3,3 miliar. Koleksi tersebut terbilang “normal” untuk pejabat setingkatnya.
Ada Toyota Land Cruiser 300 VX keluaran 2023 senilai Rp2,3 miliar, Toyota Fortuner 2022 Rp430 juta, Mitsubishi Pajero 2020 Rp500 juta, Kia Picanto 2015 Rp90 juta, dan Yamaha NMAX 2015 Rp16 juta. Total hartanya mencapai Rp17,62 miliar, sebagian besar berupa tanah dan bangunan.
Namun, apa yang ditemukan KPK saat OTT sungguh berbeda. Penyidik justru menyita 22 kendaraan dari tangan Noel. Ada 15 mobil dan 7 motor, jauh melebihi angka di LHKPN.
mobilnya mencakup Hyundai Palisade (dua unit), Nissan GT-R, BMW 330i, Suzuki Jimny, Honda CR-V (beberapa unit), Jeep, Toyota Hilux, hingga Mitsubishi Pajero Sport dan Xpander.
Untuk roda dua, Noel rupanya penggemar motor besar. Koleksinya antara lain Ducati Scrambler, Ducati Hypermotard 950, Ducati XDiavel 1200, dan Vespa Sprint.
Perbedaan mencolok antara yang dilaporkan dan yang disita memicu tanda tanya publik. Bagaimana mungkin jumlah kendaraan yang ada di garasi Noel bisa jauh lebih banyak? Apakah ada aset yang tidak dilaporkan? Temuan ini menjadi catatan serius bagi lembaga anti-korupsi dan menambah sorotan pada transparansi pejabat negara.
Ironisnya, Noel dikenal sebagai sosok yang vokal mengkritik praktik korupsi. Pernah, ia menyerukan agar menteri yang korup dihukum berat. Kini, ia sendiri harus menghadapi proses hukum. KPK masih memiliki waktu 1×24 jam untuk menetapkan status hukum Noel dan para pihak lain yang ikut diamankan.
Foto-foto yang beredar memperlihatkan mobil dan motor mewah itu dipajang di lobi Gedung Merah Putih KPK, seakan membentuk showroom dadakan. Publik pun ramai mengomentari: garasi seorang pejabat negara yang seharusnya penuh dedikasi, justru menyimpan deretan kendaraan dengan nilai fantastis.
Kasus ini bukan sekadar tentang jumlah kendaraan, tetapi soal integritas dan transparansi. OTT terhadap Noel menjadi pengingat keras bahwa laporan harta kekayaan harus akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Kini, semua mata tertuju pada langkah berikutnya: apakah KPK akan menetapkan Noel sebagai tersangka dan mengusut sumber kekayaan yang diduga tak dilaporkan? (clue)