CIREBON – Kota Cirebon kembali menjadi tuan rumah program pendidikan seni dan budaya Korea Art and Culture Education Service (KACES), lembaga di bawah Ministry of Culture, Sports, and Tourism Korea Selatan.
Kegiatan yang berlangsung 12 hari, 19–30 Agustus 2025, ini menghadirkan kolaborasi unik antara seniman, guru, dan pelajar Indonesia–Korea dengan tema “Born in Cirebon.”
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menyebut kehadiran KACES bukan sekadar seremoni, melainkan jembatan kebudayaan yang mempertemukan dua tradisi besar.
“Melalui seni dan budaya, generasi muda kita belajar menghargai proses, menemukan jati diri, dan membangun rasa percaya diri,” ujarnya dalam acara pembukaan di Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Senin (25/08/25).
Program ini melibatkan 4 guru dan 3 seniman profesional dari Korea Selatan, 77 guru seni budaya Cirebon, serta 118 siswa SMPN 1 dan SMPN 18.
Para peserta akan mengikuti pelatihan intensif, lokakarya, pertunjukan seni, dan pertukaran gagasan berbasis model kebijakan seni Korea Selatan Artist Box yang telah diadaptasi untuk konteks lokal.
“Program ini akan memperkaya pengalaman anak-anak Kota Cirebon, membuka cakrawala mereka terhadap dunia, sekaligus meneguhkan akar budaya,” tambah Edo.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini, menjelaskan bahwa program KACES dirancang tidak hanya untuk pelajar, tetapi juga guru dan seniman agar terjalin kolaborasi kreatif lintas budaya.
Sebagai kota dengan kekayaan tradisi seperti batik mega mendung, tari topeng, dan keraton, Cirebon dinilai relevan menjadi ruang pertemuan budaya Korea yang modern dengan kearifan lokal Jawa Barat. Pertukaran ini diharapkan menjadi “laboratorium kreatif” bagi generasi muda kedua negara untuk menjelajah nilai, identitas, dan impian.
“Ini bertujuan memperkuat hubungan antara Indonesia, khususnya Pemkot Cirebon, dan Korea Selatan melalui pendidikan seni yang harmonis,” ujarnya.
Perwakilan KACES, Lee Milim, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Pemkot Cirebon. “Kami berharap tahun ini menjadi kesempatan berharga di mana guru, seniman, dan siswa menikmati proses pembelajaran yang penuh makna melalui seni dan budaya,” ungkapnya.