Subang–Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kabupaten Subang meminta pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana akibat aktivitas sesar di wilayah Subang.
Pandangan Fraksi PKB tersebut disampaikan Sudihartono dalam Rapat Paripurna DPRD Subang, Selasa (26/08/25) kemarin.
“Terkait adanya aktivitas Sesar Lembang, kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Subang untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang terjadi,” kata Sudihartono saat membacakan pandangan fraksi.
Ia menegaskan, pemerintah daerah harus terus melakukan pemantauan agar masyarakat di wilayah rawan bencana terhindar dari dampak yang ditimbulkan.
“Serta terus memantau segala perkembangannya agar masyarakat Subang khususnya yang berada di daerah rawan bencana dapat terhindar dari efek bencana tersebut, dan,” ujarnya.
Fraksi PKB juga mendorong agar langkah yang diambil tidak hanya sebatas reaktif, tetapi lebih mengedepankan pencegahan.
“Kami berharap agar segera melakukan langkah preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya kebijakan yang responsif,” kata Sudihartono.
Ia mengingatkan bahwa saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan sesar baru di wilayah Subang.
“Terlebih saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan Sesar Baribis (segmen) Cipunagara, sepanjang 147 km di Subang,” ujarnya.
Pemetaan Sesar Terganjal Anggaran
Dalam kesempatan berbeda, berdasarkan data dari peta yang dimiliki Penyelidik Bumi Ahli Muda Disnakertrans ESDM Subang, Ivan Sofian, tak hanya sesar Baribis yang ada di Subang.
Terdapat 12 sesar lokal yang sudah terpetakan. Sesar tersebut tersebar di Kecamatan Cisalak: Sesar Cisalak, Sesar Sukakerti, Sesar Cipunagara; Kecamatan Kasomalang: Sesar Pasanggrahan, dan Sesar Cibinong membentang di Desa Sukemelang.
Selanjutnya di Kecamatan Ciater yaitu Sesar Nagrak, Sesar Ciater, dan Sesar Cibeusi; Kecamatan Cibogo Sesar Sadawarna, Sesar Wanareja; Kecamatan Cijambe Sesar Cimenteng; dan Kecamatan Serangpanjang terdapat Sesar Talagasari.
Mengutip bahan paparannya, Ivan menjelaskan, Sesar atau patahan adalah bidang rekahan atau zona lemah pada kerak bumi tempat batuan mengalami pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok lainnya.
“Pergeseran ini terjadi akibat adanya tekanan atau tegangan tektonik pada batuan. Sesar bisa berupa retakan kecil hingga zona luas dan panjang, dan pergerakannya bisa vertikal, horizontal, atau kombinasi keduanya,” tulis Ivan.
Dirinya menyebut, di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak terdapat persimpangan antara sesar Sukakerti dan Sesar Cisalak. Termasuk di Desa Sukamelang, Kecamatan Kasomalang, termasuk zona potensi gempa bumi skala intensitas VIII MMI (Modified Mercaly Intensity).
Sedangkan di area Subang kota, dilewati sesar besar Baribis yang membentang dari timur arah Majalengka hingga ke Jakarta.

“Baribis langsung dari Majalengka itu ke Subang kota, ke Dawuan, ke Jakarta. Kemarin gempa dari malam di Bekasi, dari (Sesar Baribis),” kata Ivan saat ditemui Cluetoday di kantornya (21/08/25).
Mitigasi risiko gempa bumi mutlak dilakukan. Termasuk pemetaan sesar lokal lain yang belum masuk dalam peta.
Pemetaan mendesak sebagai data acuan pemangku kebijakan. Namun, keterbatasan anggaran menjadi tantangan untuk melakukan pemetaan.
“Ciri-ciri adanya amblasan, patahan tapi dimensinya panjang besarnya,” jelasnya.