JAKARTA — Indonesia kembali mencatat sejarah dalam bidang teknologi antariksa dengan meluncurkan satelit komunikasi Nusantara Lima (N5). Satelit ini diklaim sebagai satelit komunikasi terbesar di kawasan ASEAN dengan kapasitas mencapai 160 Gbps, mengungguli satelit-satelit sebelumnya di Asia Tenggara.
Peluncuran dilakukan pada 12 September 2025 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Nusantara Lima ditempatkan pada slot orbit 113° Bujur Timur, yang memungkinkan cakupan sinyal hingga ke seluruh wilayah Nusantara, termasuk daerah terpencil dan terluar.
Menurut data PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Nusantara Lima merupakan Very High Throughput Satellite (VHTS) dengan kapasitas transmisi ±160 Gbps. Angka ini lebih besar dari SATRIA-1 yang diluncurkan pada 2023 dengan kapasitas 150 Gbps.
“Satelit Nusantara Lima akan menjadi tulang punggung konektivitas digital Indonesia. Dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara, satelit ini memastikan akses internet cepat bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal),” ujar Menkominfo Budi Arie Setiadi, dikutip dari Antara (12/9/2025).
Dampak Satelit
Peluncuran satelit ini diharapkan membawa dampak besar bagi masyarakat, di antaranya:
- Pemerataan Internet Nasional
Wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau jaringan fiber optik akan mendapat akses internet stabil. Hal ini penting untuk mendukung layanan publik, pendidikan, dan kesehatan. - Penguatan Ekonomi Digital
UMKM dan pelaku usaha di daerah akan semakin mudah mengakses pasar online, mempercepat pertumbuhan ekonomi digital nasional. - Kedaulatan Teknologi
Kehadiran satelit ini juga menegaskan komitmen Indonesia memperkuat infrastruktur digital mandiri tanpa bergantung penuh pada jaringan luar negeri.
“Kita tidak boleh lagi membiarkan ada anak bangsa yang tertinggal hanya karena tidak ada akses internet. Nusantara Lima adalah jawaban atas pemerataan digital di negeri ini,” tegas Presiden Prabowo Subianto dalam pernyataannya di Jakarta.
PSN memastikan peluncuran satelit ini akan diikuti dengan pembangunan stasiun bumi (ground stations) serta perangkat terminal pengguna di berbagai daerah. Hal ini agar kapasitas besar Nusantara Lima benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Satelit secanggih apa pun akan percuma jika tidak didukung infrastruktur di bumi. Oleh karena itu, kami menyiapkan gateway dan terminal VSAT yang dapat menjangkau hingga pelosok,” jelas Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PSN, dalam keterangan persnya.
Meski menjadi capaian besar, pengoperasian satelit ini tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti; Biaya operasional tinggi yang perlu diseimbangkan dengan tarif internet terjangkau, pengaturan spektrum frekuensi agar tidak terjadi interferensi dengan satelit lain, dan keamanan siber, karena kapasitas besar rawan menjadi target serangan digital.
Dengan diluncurkannya Satelit Nusantara Lima, Indonesia kini memiliki satelit komunikasi dengan kapasitas terbesar di ASEAN. Kehadiran satelit ini tidak hanya menjadi tonggak pencapaian teknologi, tetapi juga solusi nyata untuk mengatasi kesenjangan digital, mempercepat transformasi digital, dan memperkuat kedaulatan teknologi Indonesia di kancah internasional. (clue)