KATHMANDU – Nepal mencatat sejarah politik dunia dengan menjadi negara pertama yang memilih pemimpin interim melalui platform komunikasi daring Discord.
Fenomena ini muncul di tengah krisis politik, gelombang demonstrasi besar-besaran, serta pemblokiran media sosial oleh pemerintah yang memicu kemarahan generasi muda.
Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli, terpaksa mengundurkan diri setelah gelombang protes tak kunjung reda. Kebijakan pemerintah yang memblokir 26 aplikasi media sosial seperti Instagram, Facebook, hingga TikTok dengan alasan administratif justru memperburuk situasi.
“Pemblokiran itu seperti menyulut api di tengah frustrasi anak muda terhadap korupsi dan nepotisme. Generasi muda merasa pemerintah telah menutup saluran suara mereka,” kata Ramesh Shrestha, analis politik dari Tribhuvan University (13/9/2025).
Dalam situasi itu, kelompok sipil Hami Nepal mendirikan kanal Discord bernama Youth Against Corruption. Kanal ini berkembang pesat, dengan lebih dari 130 ribu anggota aktif dalam hitungan hari. Di sana, ribuan anak muda berdiskusi, merumuskan tuntutan, hingga mengadakan polling kandidat perdana menteri interim.
Menurut laporan Edex Live (13/9/2025), polling terakhir diikuti 7.713 suara, dan hasilnya menempatkan Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, sebagai pilihan utama dengan dukungan lebih dari 50%.
“Kami tidak lagi percaya pada mekanisme lama. Discord memberi kami ruang untuk menyuarakan pendapat secara langsung, transparan, dan tanpa campur tangan elit,” ujar Sajina Maharjan, salah satu aktivis muda yang ikut dalam forum Discord.
Keputusan mengejutkan datang ketika Presiden Nepal Ram Chandra Paudel bersama Panglima Angkatan Darat mengesahkan hasil polling tersebut. Sushila Karki resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri interim Nepal, menjadikannya pemimpin pertama di dunia yang dipilih melalui Discord.
“Ini adalah bentuk demokrasi digital yang lahir dari desakan rakyat. Kami mendengarkan suara generasi muda,” kata Presiden Paudel dalam pernyataan resmi yang dikutip The Independent (13/9/2025).
Meski demikian, pemerintah menegaskan bahwa polling Discord hanya bersifat sementara. Pemilu resmi tetap akan dilaksanakan pada 5 Maret 2026 untuk memilih pemerintahan penuh yang sah secara konstitusional.
Fenomena ini menuai pujian sekaligus kritik. Sejumlah pakar menilai demokrasi digital di Nepal bisa menjadi inspirasi negara lain, namun juga menimbulkan pertanyaan soal keamanan data, keaslian identitas pemilih, dan keterwakilan warga di daerah terpencil yang minim akses internet.
“Eksperimen ini membuktikan bahwa generasi muda mampu memimpin arah politik dengan memanfaatkan teknologi. Namun tetap harus ada jaminan inklusivitas agar demokrasi digital tidak hanya dinikmati kalangan urban,” jelas Dr. Sunita Khadka, pakar teknologi politik dari Kathmandu University.
Nepal kini tercatat dalam sejarah sebagai negara pertama yang melangsungkan pemilihan pemimpin melalui Discord. Langkah ini bukan hanya simbol perlawanan generasi muda terhadap sistem lama, tetapi juga titik awal lahirnya demokrasi digital yang mungkin akan menginspirasi banyak negara di masa depan. (clue)