JAKARTA – Raksasa teknologi Apple Inc. akhirnya resmi menyiapkan pembangunan pabrik di Indonesia. Fasilitas tersebut akan berlokasi di Batam, Kepulauan Riau, dengan fokus produksi perangkat pelacak AirTag.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan nilai investasi Apple mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun. Menurutnya, pabrik ini diproyeksikan mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan global AirTag.
“Apple sudah menyampaikan keseriusannya untuk membangun pabrik di Batam. Produksi akan difokuskan pada AirTag yang diperkirakan memenuhi 65 persen kebutuhan global,” ujar Rosan Roeslani dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (23/9/2025).
Meski disambut positif, langkah Apple masih belum cukup untuk memenuhi aturan pemerintah Indonesia terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Sesuai regulasi, minimal 40 persen komponen perangkat elektronik harus diproduksi di dalam negeri agar bisa dijual secara resmi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan produksi AirTag saja tidak bisa membuka kembali penjualan iPhone 16 yang sejak Oktober 2024 masih diblokir di Indonesia.
“Produksi AirTag hanya dianggap aksesoris. Ini belum memenuhi komponen inti yang diwajibkan pemerintah dalam aturan konten lokal,” kata Agus Gumiwang, dikutip dari Reuters (8/1/2025).
Kehadiran pabrik Apple di Batam diperkirakan menyerap ribuan tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan industri pendukung, mulai dari logistik hingga manufaktur komponen.
Rosan menambahkan, selain menciptakan lapangan kerja, kehadiran pabrik Apple juga akan membawa transfer teknologi dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia di bidang manufaktur berteknologi tinggi.
Berdasarkan rencana, pembangunan fisik pabrik dimulai akhir 2025. Uji coba produksi akan dilakukan pada kuartal terakhir tahun depan, dengan target produksi massal awal 2026. (clue)