Presiden Prabowo Begadang Baca 9.000 Halaman Perjanjian Indonesia-Kanada

JAKARTA – Presiden Joko Widodo—eh koreksi, Presiden Prabowo Subianto—membagikan cerita unik saat kunjungan kenegaraan ke Kanada. Ia mengaku harus begadang semalaman untuk mempelajari sekitar 9.000 halaman dokumen perjanjian kemitraan Indonesia-Kanada sebelum prosesi penandatanganan resmi.

Hal ini disampaikan Prabowo usai bertemu Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, di West Block, Parliament Hill, Ottawa, pada Kamis (25/9/2025).

“Saya harus begadang semalaman membaca dokumen setebal 9.000 halaman. Walaupun melelahkan, ini penting untuk memastikan kepentingan nasional kita benar-benar terlindungi,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangannya, dikutip dari Detik.

Point Perjanjian Indonesia – Kanada

Dalam kunjungan tersebut, Indonesia dan Kanada menandatangani tiga perjanjian strategis:

  1. ICA-CEPA (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement)
    Perjanjian ekonomi komprehensif ini membuka akses dagang lebih luas antara kedua negara. Kanada akan menghapus 90,5% tarif impor untuk produk Indonesia, sementara Indonesia meliberalisasi 85,8% pos tarif asal Kanada.

Implementasi ICA-CEPA diperkirakan mendorong ekspor Indonesia ke Kanada hingga USD 11,8 miliar pada 2030, serta meningkatkan pertumbuhan PDB dan investasi nasional.

  1. MoU Pertahanan
    Nota kesepahaman antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Kanada mencakup peluang kerja sama militer, termasuk latihan gabungan Super Garuda Shield, dialog pertahanan rutin, serta penguatan industri pertahanan.
  2. MoU Kadin Indonesia – Business Council of Canada (BCC)
    Kesepakatan business-to-business ini ditujukan untuk memperluas investasi, memperkuat jaringan bisnis, dan membuka peluang industri baru antara pengusaha kedua negara.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menegaskan bahwa kerja sama ini hadir pada momen yang tepat.

“Kanada melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam menghadapi tantangan global. Ini adalah waktu yang tepat, dengan mitra yang tepat,” kata Carney dalam konferensi pers bersama, dikutip dari SindoNews.

Prabowo menambahkan bahwa upaya membaca dokumen tebal tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya.

“Kita tidak boleh hanya tanda tangan tanpa memahami isi dokumen. Rakyat Indonesia berhak mendapatkan kepastian bahwa setiap perjanjian menguntungkan negara,” tegas Prabowo.

Pengamat hubungan internasional menilai kesepakatan Indonesia-Kanada ini akan membuka peluang besar, terutama di sektor energi hijau, digitalisasi, pertahanan, dan ekspor produk unggulan seperti CPO, tekstil, serta hasil perikanan.

Namun, mereka mengingatkan bahwa tantangan ke depan terletak pada implementasi dan pengawasan, agar manfaat nyata dapat dirasakan masyarakat. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *