JAKARTA – Kabar gembira datang bagi pecinta sepak bola tanah air. Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi ditetapkan sebagai pemegang hak siar Piala Dunia 2026. Keputusan ini memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat menyaksikan pertandingan secara gratis, tanpa harus berlangganan layanan televisi berbayar.
Direktur Utama TVRI, Imam Brotoseno, mengungkapkan rasa bangganya karena televisi publik kembali di percaya untuk menayangkan ajang sepak bola terbesar di dunia setelah absen selama hampir tiga dekade.
“Kami ingin memastikan akses siaran Piala Dunia benar-benar dinikmati seluruh rakyat Indonesia, dari kota hingga pelosok desa. Semua pertandingan yang kami tayangkan bisa disaksikan gratis tanpa biaya tambahan,” ujar Imam dalam konferensi pers di Kantor TVRI, Jakarta, Selasa (1/10/2025).
Berdasarkan kesepakatan dengan FIFA, TVRI memperoleh hak menayangkan 80 pertandingan dari total 104 laga Piala Dunia 2026. Siaran akan mencakup laga fase grup, babak gugur, semifinal, hingga partai final.
Turnamen Piala Dunia 2026 sendiri akan berlangsung pada 11 Juni – 19 Juli 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, dengan jumlah peserta yang bertambah menjadi 48 tim nasional.
Kabar baik lainnya, publik bisa menggelar acara nonton bareng (nobar) tanpa harus membayar izin siar tambahan. Hal ini di tegaskan oleh Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, yang menyebut penunjukan TVRI sebagai pemegang hak siar akan berdampak positif bagi masyarakat.
“Siaran gratis ini membuat masyarakat bisa lebih leluasa merayakan pesta bola dunia. Warung, kafe, dan ruang publik dapat menggelar nobar tanpa terbebani biaya hak siar,” jelas Meutya di Kompleks Parlemen Senayan.
Meski demikian, tantangan besar menanti TVRI, terutama terkait kualitas pemancar dan jangkauan siaran. Anggota Komisi VII DPR RI, Hendry Munief, menekankan pentingnya modernisasi teknologi penyiaran agar siaran benar-benar merata hingga ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Momentum Piala Dunia harus jadi pembuktian TVRI sebagai televisi publik. Pemerintah dan DPR sudah menyiapkan dukungan anggaran tambahan agar pemancar dan studio TVRI bisa direvitalisasi,” ujar Hendry.
Pertama Kali Sejak 1998 TVRI Siarkan Piala Dunia
Penunjukan TVRI ini juga bernilai historis. Terakhir kali TVRI menayangkan Piala Dunia adalah pada tahun 1998 di Prancis. Setelah itu, hak siar umumnya di kuasai stasiun televisi swasta, dengan sebagian besar siaran terkunci pada layanan berbayar.
Kini, dengan status sebagai televisi publik, TVRI kembali hadir mengusung semangat “Piala Dunia untuk Semua”.
Ekonom olahraga dari Universitas Indonesia, Bima Yudhistira, menilai keputusan ini tidak hanya berdampak pada aspek hiburan, tetapi juga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal.
“Warung kopi, UMKM kuliner, hingga penyedia layar tancap akan di untungkan. Tradisi nobar akan tumbuh kembali, menciptakan multiplier effect ekonomi di banyak daerah,” ungkap Bima.
Sementara itu, pecinta sepak bola Indonesia masih menanti kiprah Timnas Garuda yang saat ini tengah berjuang di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Jika berhasil lolos, Piala Dunia mendatang akan menjadi sejarah baru bagi sepak bola Indonesia. (clue)