Pemerintah Luncurkan Paket Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Prioritaskan Lapangan Kerja

JAKARTA – Pemerintah resmi merilis Paket Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025 dengan fokus utama penciptaan lapangan kerja dan penguatan daya beli masyarakat. Stimulus tambahan senilai hampir Rp16 triliun ini menjadi bagian dari strategi ekonomi nasional “8+4+5” yang ditargetkan menyasar lebih dari 30 juta keluarga penerima manfaat.

Peluncuran stimulus ini dilakukan setelah pemerintah mencermati perlambatan di sejumlah sektor ekonomi, khususnya pasar tenaga kerja. Presiden menegaskan bahwa kebijakan ini harus benar-benar dirasakan masyarakat.

“Lapangan kerja harus tercipta, daya beli rakyat harus tetap terjaga,” tegasnya dalam rapat kabinet di Jakarta, Rabu (2/10).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa stimulus kali ini berfokus pada tiga pilar utama: penyerapan tenaga kerja, dukungan bagi pekerja informal, dan bantuan sosial.

“Program magang nasional akan menampung 20.000 lulusan baru dengan insentif setara upah minimum. Ada juga program cash-for-work di sektor infrastruktur, pertanian, dan desa yang menargetkan ratusan ribu tenaga kerja,” kata Airlangga.

Selain itu, stimulus mencakup:
– Subsidi asuransi dan iuran jaminan sosial bagi pekerja informal seperti ojek daring, kurir, hingga sopir angkutan.
– Insentif pajak untuk pekerja sektor pariwisata berupa pembebasan PPh dalam beberapa bulan.
– Bantuan pangan berupa 10 kg beras untuk 18,3 juta rumah tangga di seluruh Indonesia.

Pemerintah Awasi Ketat Anggaran Paket Stimulus

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menegaskan, pemerintah akan mengawasi ketat realisasi anggaran agar tepat sasaran.

“Jika ada kementerian yang tidak optimal menyerap anggaran, dana akan dialihkan ke program lain yang lebih cepat memberi dampak ke masyarakat,” ujarnya.

Pemerintah juga memastikan bahwa distribusi bantuan dilakukan secara digital dan terintegrasi dengan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) untuk menghindari tumpang tindih.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai paket stimulus ini penting untuk mengurangi risiko lonjakan pengangguran di akhir tahun.

“Magang nasional dan program padat karya realistis untuk menyerap tenaga kerja, khususnya anak muda. Namun implementasi harus cepat agar tidak sekadar jadi program di atas kertas,” katanya.

Melalui stimulus ini, pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di tahun 2025 tetap tercapai. Paket stimulus juga diharapkan menjadi bantalan bagi konsumsi rumah tangga, sekaligus menjaga stabilitas menjelang akhir tahun.

“Dengan stimulus ini, kami ingin mempercepat pemulihan pasar tenaga kerja, sekaligus memperkuat pondasi ekonomi kerakyatan di sektor pariwisata, desa, dan UMKM,” tambah Airlangga. (clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *