SIDOARJO — Pemerintah pusat memastikan akan membangun kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk pada 29 September lalu. Pemerintah menanggung seluruh proyek pembangunan ulang tersebut melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo menyampaikan berita ini usai rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Abdul Muhaimin Iskandar di Jakarta pada Rabu 8 Oktober 2025.
“Kami sudah meninjau langsung kondisi bangunan yang runtuh. Hasil evaluasi teknis menunjukkan struktur lama tidak layak diperbaiki. Karena itu, pemerintah akan membangun ulang dari nol agar lebih aman dan sesuai standar konstruksi nasional,” ujar Dody Hanggodo Mengutip dari Antara News pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Tragedi ambruknya mushala tiga lantai Ponpes Al-Khoziny pada Senin, 29 September 2025, menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan Islam di Indonesia. Saat itu, ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah ketika bangunan tiba-tiba roboh.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, hingga kini tercatat 67 orang santri meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Proses pencarian dan evakuasi korban selesai pada 1 Oktober 2025 setelah seluruh korban berhasil terevakuasi.
“Kami pastikan seluruh korban sudah teridentifikasi dan mendapat penanganan medis serta santunan dari pemerintah daerah dan pusat,” kata Kepala BPBD Sidoarjo, Slamet Riyanto, mengutip dari Detik News.
Kementerian PUPR akan segera menyusun desain ulang bangunan Ponpes Al-Khoziny dengan standar keamanan yang lebih tinggi. Rencana pembangunan akan berlangsung pada akhir tahun 2025 dan target selesai dalam waktu sekitar 10 bulan.
“Kami akan menyiapkan rancangan baru yang tidak hanya aman, tetapi juga representatif sebagai pusat pendidikan Islam modern. Semua akan menggunakan dana APBN tahun berjalan,” jelas Dody.
Selain APBN, pemerintah juga membuka kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat lewat program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Tragedi Sidoarjo jadi awal perbaikan infrastruktur pesantren.

MENKO Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan tragedi Sidoarjo menjadi titik balik evaluasi bangunan pesantren di seluruh Indonesia.
Tragedi ini harus menjadi titik balik. Pemerintah akan memastikan seluruh pesantren di Indonesia memiliki bangunan yang memenuhi standar keselamatan,” ujar Cak Imin di Jakarta.
Sebagai langkah awal, pemerintah meluncurkan layanan hotline nasional bagi masyarakat untuk melaporkan bangunan sekolah atau pesantren yang teridentifikasi berisiko ambruk. Kemenko PMK berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Agama untuk menjalankan program ini.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik langkah pemerintah dalam pembangunan ulang Ponpes Al-Khoziny. Menurutnya, selain sebagai bentuk tanggung jawab negara, hal ini juga menjadi simbol kepedulian terhadap pendidikan Islam.
“Kami berharap pembangunan ulang Ponpes Al-Khoziny dapat menjadi contoh bagaimana negara hadir melindungi santri dan memastikan tempat belajar mereka aman dan layak,” kata Yaqut dalam keterangan pers pada Kamis 9 Oktober 2025.
Pemerintah memastikan bahwa rekonstruksi Ponpes Al-Khoziny bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga simbol kebangkitan dan keteguhan dunia pesantren di Indonesia.
“Bangunan boleh runtuh, tapi semangat para santri dan pengasuh tidak akan pernah padam,” ujar Dody menutup keterangannya. (clue)