DPRD Subang ‘Paksa’ PAD Tahun 2026 Harus Tembus Rp1 Triliun

Subang–Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Subang menetapkan target ambisius Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk tahun anggaran 2026, yakni menembus angka Rp1 triliun. 

Langkah ini diambil bukan tanpa alasan; target tersebut merupakan respons strategis atas pemotongan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat yang mencapai Rp361 miliar.

Untuk menambal celah fiskal tersebut, DPRD bersama eksekutif bersepakat untuk menggenjot seluruh potensi pendapatan internal, dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ditempatkan sebagai motor penggerak utama.

Anggota Banggar DPRD Subang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), A. Fauzi Ridwan, menyatakan bahwa peningkatan target PAD ini adalah sebuah keharusan demi memperkuat kemandirian fiskal daerah.

“Langkah ini bagian dari upaya menggenjot PAD agar kemandirian fiskal Pemda Subang bisa terbangun secara bertahap,” ujar A. Fauzi Ridwan, saat ditemui di gedung DPRD usai rapat banggar bersama BUMD, Senin (20/10/25).

Fauzi menjelaskan, kondisi keuangan daerah pada 2026 menghadapi tantangan berat dengan adanya pengurangan TKD sebesar Rp361 miliar. Konsekuensinya, Subang tidak bisa lagi bergantung pada dana transfer dan harus memperkuat sumber pendapatan internal.

“Dengan menurunnya TKD, maka BUMD harus tampil sebagai motor penggerak ekonomi daerah. Ini adalah momentum bagi BUMD untuk membuktikan perannya,” tambahnya.

Untuk itu, Banggar telah menetapkan target kontribusi dari enam BUMD sebesar Rp28,5 miliar. Rinciannya, Bank Subang ditarget Rp10 miliar, Bank BJB Rp6 miliar, PT Subang Sejahtera (SS) Rp6 miliar, PDAM Rp4 miliar, PT Subang Energi Abadi (SEA) Rp2 miliar, dan BPR ditarget Rp500 juta.

Menurut Fauzi, target tersebut realistis mengingat masifnya perkembangan industri di Subang. Hadirnya Pelabuhan Patimban, Subang Smartpolitan, Kawasan Taifa Park, dan berbagai kawasan industri baru lainnya membuka peluang bisnis yang sangat besar.

“Kehadiran kawasan industri ini harus dimanfaatkan BUMD untuk menangkap peluang bisnis baru, baik di sektor energi, perbankan, air bersih, maupun jasa pendukung industri,” jelasnya.

Ia mendesak agar BUMD segera melakukan efisiensi, inovasi layanan, dan perluasan bisnis agar target PAD tercapai. Fauzi juga menekankan pentingnya perbaikan tata kelola agar BUMD tidak lagi menjadi beban APBD.

“BUMD harus menjadi profit center, bukan cost center. Kita ingin BUMD Subang menjadi mandiri, sehat, dan berdaya saing,” tegasnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *