JAKARTA — Para konglomerat dan keluarga superkaya di Indonesia kini ramai mengadopsi konsep family office sebagai strategi menjaga kekayaan lintas generasi.
Tren ini muncul karena pengelolaan aset makin kompleks pascapandemi, mengubah pola investasi global dan arah strategi keuangan keluarga besar Indonesia.
Melalui family office, satu keluarga dapat mengatur investasi, pajak, dan warisan dalam sistem profesional yang terkoordinasi rapi dan berkelanjutan.
Presiden Direktur DBS Treasures Private Client, Leonardo Lubis, menilai konsep ini lebih dari sekadar pengelolaan harta karena menopang stabilitas keluarga jangka panjang.
“Family office membantu keluarga memiliki strategi konsisten. Tujuannya bukan hanya menjaga harta, tetapi juga menumbuhkannya,” ujar Leonardo, Minggu 3 November 2025.
Popularitas konsep ini meningkat sejak pemerintah membuka peluang pembentukan family office lokal. Banyak pengusaha menilai langkah tersebut sebagai strategi agar pengelolaan kekayaan lebih transparan, efisien, dan berorientasi jangka panjang.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Syarif, menilai layanan ini mendorong arus modal domestik dan memperkuat kepercayaan investor global.
“Model ini memperkuat ekosistem keuangan nasional dan menarik minat investor global,” jelas Riva.
Menurut laporan Knight Frank Wealth Report 2025, jumlah individu dengan kekayaan di atas satu juta dolar AS di Indonesia naik tujuh persen tahun ini. Kenaikan ini menciptakan kebutuhan terhadap layanan finansial yang lebih personal serta berfokus pada keberlanjutan aset keluarga.
Selain mengelola investasi, family office juga menjaga nilai keluarga melalui kegiatan sosial dan filantropi yang memberi dampak lebih luas bagi masyarakat.
Pakar keuangan memperkirakan tren ini terus tumbuh dalam lima tahun mendatang, terutama di Jakarta dan Surabaya.
Dengan dukungan regulasi kuat, family office berpotensi jadi tulang punggung ekonomi keluarga Indonesia sekaligus simbol pengelolaan kekayaan modern. (clue)

