JAKARTA — Topan super Fung-Wong mengguncang Filipina dengan kekuatan angin mencapai 185 kilometer per jam. Hujan deras dan banjir meluas sejak Minggu malam.
Reuters melaporkan badai menghantam Aurora Province, Pulau Luzon. Dua orang tewas tertimpa reruntuhan bangunan. Gelombang laut mencapai enam meter dan menghantam ratusan rumah pesisir.
“Angin sangat kencang, atap beterbangan, dan air masuk ke rumah,” kata Romeo Mariano, warga Isabela yang sudah mengungsi, mengutip AP News 10 November 2025.
Pemerintah Filipina memerintahkan evakuasi besar. Lebih dari 1 juta orang meninggalkan rumah menuju 2.500 lokasi pengungsian. Jalur darat macet karena warga berebut keluar dari zona rawan.
“Kami fokus menyelamatkan warga di pesisir dan lereng gunung,” ujar Gilberto Teodoro Jr, Menteri Pertahanan Filipina, dikutip Reuters.
PAGASA menyebut Fung-Wong sebagai badai terkuat tahun ini. Curah hujan mencapai 300 milimeter per hari. Listrik padam di 28 kota. Lebih dari 40 penerbangan dibatalkan untuk keselamatan.
“Kondisi masih berbahaya. Warga jangan keluar rumah sebelum ada pengumuman aman,” tegas Ariel Rojas, juru bicara PAGASA, The Guardian 10 November 2025.
Badai memicu tanah longsor di Luzon bagian utara. Puluhan desa tertutup lumpur. Pasukan penyelamat berjuang menembus jalan yang tertutup pohon tumbang.
Para ahli menyebut perubahan iklim memperkuat intensitas badai di Asia Tenggara. Laut Filipina memanas dan memperbesar energi topan.
“Setiap tahun badai makin kuat. Dampaknya semakin luas,” kata Dr. Liza Santos, pakar iklim dari Universitas Manila, AP News.
Pemerintah menetapkan status darurat nasional. Bantuan logistik bergerak menuju wilayah terdampak. Ribuan tentara turun membantu evakuasi dan distribusi makanan.
Masyarakat Filipina kembali menghadapi ujian berat. Setelah Kalmaegi dua bulan lalu, kini Fung-Wong meninggalkan jejak kehancuran besar di Luzon. (clue)

