JAYAPURA – Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua bekerja sama dengan Tanoto Foundation telah memulai program berkelanjutan yang bertujuan memberikan dukungan dan perlindungan bagi ibu bekerja yang sedang menyusui di Kota Jayapura, Papua. Tujuan program ini adalah memastikan setiap anak mendapatkan hak hidup optimal melalui pemberian ASI yang tepat waktu dan berkualitas.
Pada acara peluncuran yang diadakan di Rumah Bakau Jayapura pada Minggu sore, 6 Agustus 2023, penjelasan diberikan bahwa pemberian ASI memiliki peran krusial dalam mengurangi risiko stunting pada anak di bawah lima tahun. Para ahli kesehatan dan edukator dari Yayasan dan Tanoto Foundation menjelaskan bahwa ASI tidak hanya memberikan nutrisi penting untuk pertumbuhan anak, tetapi juga menjadi cara paling efektif dalam melindungi kesehatan ibu dan anak.
Program ini berfokus pada edukasi mengenai pentingnya inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif kepada anak. Yayasan berkolaborasi dengan berbagai lembaga masyarakat, komunitas, dan masyarakat umum untuk menyebarkan kampanye mengenai pentingnya ASI dan meningkatkan kesadaran akan gizi yang tepat. Unicef Papua juga mendukung program ini melalui Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua.
“Keberhasilan menyusui berasal dari inisiasi menyusu dini. Bayi memiliki resistensi selama 3 hari pertama dan sebaiknya tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang atau susu formula pada bayi yang baru lahir,” ungkap Sanya Anda Lusiana, SP. M.SI, Konselor menyusui dari Poltekes Jayapura.
Petronela Merauje, tokoh perempuan dari Kampung Enggros yang juga seorang penggiat perlindungan lingkungan dan penerima penghargaan Kalpataru, menjelaskan, “Peranan mama Papua sangat penting dalam menjaga gizi yang cukup bagi bayi di Papua. Pemberian ASI bukan hanya memberikan gizi yang baik, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak di daerah ini. Penggunaan susu formula tidak mampu menggantikan manfaat ASI.”
Meilani Oso, Sekjen Papua Youth Creatif Hub Jayapura, menyoroti masalah stunting dan dampaknya terhadap kemampuan anak dalam belajar. “Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya inisiasi menyusui dini,” katanya. “Kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif masih kurang di kalangan ibu di Papua. ASI memiliki kekuatan untuk mengurangi risiko stunting dan penyakit, serta membangun ikatan emosional antara ibu dan anak.”
Muhamad Ilham M. Murda, Dosen ISBI Tanah Papua, menjelaskan peran suami dalam mendukung ibu menyusui. “Sebagai suami, kita memiliki peran dalam memberikan dukungan, baik dalam bentuk materi maupun dukungan emosional, untuk memastikan ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya dengan baik,” katanya.
Diharapkan program ini, dengan dukungan dari berbagai pihak, akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI dan perlindungan bagi ibu bekerja di Papua. Program ini diharapkan dapat mengurangi risiko stunting, meningkatkan kesehatan anak dan ibu, serta membentuk generasi emas Papua yang kuat dan cerdas.
(Vira/clue)