SUBANG- Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengungkapkan bahwa tantangan instabilitas dalam pasokan beras semakin meningkat di bulan-bulan terakhir.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh BPS, masalah surplus atau defisit beras di Indonesia kian meruncing pada periode 2022-2023. Indonesia masih seringkali harus menghadapi defisit beras yang signifikan, terutama pada bulan Oktober, November, dan Desember.
Kebutuhan konsumsi beras di Indonesia telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yakni 2,55 juta ton per bulan. Dalam sebuah rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah tahun 2023, pemerintah memprediksi bahwa jumlah konsumsi beras masih akan melebihi produksi beras yang masih rendah.
Pada bulan September, kebutuhan konsumsi beras telah mencapai 2,55 juta ton, sedangkan produksi hanya mencapai 2,34 juta ton. Saat memasuki periode Oktober, konsumsi beras kembali melonjak hingga 2,5 juta ton, sementara produksi hanya mampu mencapai 2,2 juta ton.
“Dan situasinya semakin memburuk pada bulan November, di mana kebutuhan konsumsi beras mencapai puncaknya dengan 2,56 juta ton, sedangkan produksinya hanya mencapai angka 1,6 juta ton,” ungkap Jokowi.
Kunjungan Presiden Joko Widodo pada tanggal 8 Oktober 2023 di Kabupaten Subang tampaknya memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan produksi beras di Indonesia.
Saat ini, negara hanya memiliki cadangan sebanyak 1,7 juta ton beras, yang jauh dari cukup mengingat kebutuhan konsumsi yang diproyeksikan untuk November mencapai 2,56 juta ton.
“Kita memang masih memiliki kekurangan cadangan beras. Saat ini, stok yang ada di Bulog mencapai 1,7 ton, dan kita masih perlu menambah sekitar 1,5 ton lagi hingga akhir tahun,” ungkap Jokowi.
Selain itu, Presiden juga sempat membahas fenomena El Nino yang tengah berlangsung saat ini. Beliau mengaitkan fenomena alam tersebut dengan penurunan produksi dan hasil panen di Indonesia.
“El Nino memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi dan hasil panen, oleh karena itu kita harus meningkatkan cadangan kita sebanyak 1,5 juta ton untuk mengatasi masalah ini,” tegas Jokowi.
Kehadiran Presiden Republik Indonesia tersebut dalam acara Panen Raya di desa Ciasem Girang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, telah memberikan semangat tersendiri. Beliau menyampaikan kebahagiaannya melihat hasil panen petani Subang yang mencapai 9 ton per hektare.
“Saya sangat senang melihat hasilnya. Saya kira dalam 1 hektare bisa mencapai berapa ton? Sembilan ton, karena memang padatnya bulir padi sangat mengesankan,” tukasnya penuh apresiasi.
Situasi kekurangan cadangan beras di Indonesia menjadi salah satu perhatian serius pemerintah, terutama Presiden Jokowi, yang terus berupaya untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keberlanjutan pasokan beras untuk rakyat Indonesia.