BLITAR – Santri korban pengeroyokan belasan temannya sesame santri di Pondok Tahnisul Akhlaq, Kecamatan Sutojauan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (7/1/2023).
Sebelumnya korban MR (14) dilarikan ke RSUD Ngudi Waluyo setelah dikeroyok hingga pingsan. MR mengalami koma sejak Rabu (3/1/2024).
Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, M Saikhul Munib membenarkan kabar tersebut dan menyatakan seluruh proses hukum diserahkan ke pihak kepolisian. Saat ini jenazah MR sedang dalam proses visum.
“Inggih (iya). Meninggal pagi ini. Saat ini sedang proses visum,” ujar Munib.
Pihak Kemenag Blitar juga meminta Pondok Pesantren terkait agar dapat bersikap kooperatif pada semua proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian.
“Iya. Kami akan mendorong agar pihak Pondok kooperatif dan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung,” tuturnya.
Peristiwa pengeroyokan tersebut diduga akibat adanya pencurian uang milik sejumlah santri. Pihak Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq juga sudah pernah melakukan mediasi.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Feby Pahlevi Rizal membenarkan adanya peristiwa pengeroyokan tersebut dan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan.
“Saat ini masih dilakukan penyelidikan, termasuk memeriksa saksi-saksi. Termasuk yang mengetahui atau melihat kejadian itu (dugaan pengeroyokan),” ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Riza saat ditemui detikJatim, Jumat (5/1/2024).
Febby menyebutkan ada sekitar 21 saksi yang dimintai keterangan. Para saksi adalah rekan korban, pengurus ponpes, orang tua dan sebagainya. Selain itu, polisi juga masih menunggu proses visum. (clue)