Pada tahun 2021, WHO menyebutkan lebih dari 2 milyar orang tinggal di negara – negara yang kekurangan air. Kondisi tersebut tersebut diperkirakan akan semakin parah seiring dengan perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk.
WHO juga menyebutkan, secara global di tahun 2022, setidaknya 1,7 miliar penduduk menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi feses. Kontaminasi mikroba pada air minum akibat kontaminasi feses merupakan resiko terbesar terhadap keamanan minum.
Kondisi ketersediaan air bersih sudah semakin menurun di dunia. Menurut Unicef dan WHO, pada tahun 2022 sebanyak 31% populasi dunia atau sekitar 2,2 milyar orang tidak memiliki akses air bersih.
Dari 2,2 miliar penduduk tersebut, 1,5 miliar orang memiliki layanan dasar yaitu mengakses sumber air dengan perjalanan selama 30 menit pulang pergi. Sebanyak 292 juta orang mengambil air bersih dengan perjalanan lebih dari 30 menit, 296 juta mengambil air dari sumur dan mata air yang tidak terlindungi dan 115 juta orang mengumpulkan air pemukaan yang tidak diolah dari danau, kolam, sungai dan sungai kecil.
Krisis ketersediaan air tersebut memprakarsai World Water Council (WWC) untuk mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan di bidang air agar duduk bersama menyelesaikan masalah. Untuk itu, WWC membuat program World Water Forum (WWF).
Secara garis besar, WWF adalah forum sektor air terbesar di dunia ini dilatarbelakangi oleh makin mendesaknya isu sumber daya air di tengah meningkat tajamnya kebutuhan air global dan makin sulitnya akses menuju ketersediaan air yang berkualitas dan berkelanjutan.
Program tersebut telah berjalan sejak 1997 dan diikuti oleh seluruh negara – negara di dunia. Hingga tahun 2024 ini, WWF yang ke 10 akan digelar dengan Indonesia sebagai tuan rumah.
Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 18-24 Mei 2024 dengan mempertemukan peserta dari berbagai sektor, tingkatan, dan bidang yang hadiri oleh 33 kepala negara dan 190 menteri dari 180 negara.
3 Misi Utama WWC
Sebagai organisasi yang pedulu terhadap krisis air secara global, WWC memiliki 3 misi utama, yaitu menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk diskusi berbagi ilmu dan pengalaman serta menciptakan ide – ide konkret untuk pengelolaan sumber daya air.
Misi kedua, mendorong pemikiran inovatif untuk solusi mengatasi masalah air serta pengelolaan sumber daya air. Terakhir, meningkatkan aksi dan komitmen bagi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.
World Map WWF Tahun 1997 – 2024
Program WWF digelar 3 tahun sekali. WWF pertama dilaksanakan di Marakkech Maroko pada tahun 1997. Hingga tahun 2024, WWF ke – 10 akan di gelar.
Hal yang berbeda dari pelaksanaan WWF ke – 10 ini adalah jangka waktu. WWF ke – 9 seharusnya digelar pada tahun 2021. Namun, adanya musibah pandemi covid yang mengharuskan melakukan pembatasan pertemuan tatap muka, WWF ke – 9 akhirnya digelar pada tahun 2022.
Namun, pengunduran tersebut tidak berdampak pada waktu agenda selanjutnya. WWF ke – 10 yang akan digelar di Indonesia tetap dilaksanakan tahun 2024. Sehingga, Indonesia memiliki persiapan yang lebih singkat dibanding negara – negara tuan rumah lainnya.
Berikut adalah data tuan rumah WWF dari tahun 1997 hingga 2024.
- Marakkech Maroko tahun 1997
- Deen Haag, Belanda 2000
- Kyoto Jepang, 2003
- Mexico City, 2006
- Istanbul, Turki 2009
- Marseille, Prancis 2012
- Daegu Gyeongbuk, Korea Selatan 2015
- Brasilia, Brasil 2018
- Dakar, Senegal 2022
- Bali Indonesia 2024
Tema WWF ke 10 adalah “Water For Shared Prosperity”
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan dalam acara WWF di Bali, harus ada setidaknya 4 isu penting yang menjadi pokok pembahasan. Isu yang diangkat adalah para pemimpin dunia diminta untuk berkontribusi terkait kebijakan politik tentang air beserta solusinya.
Kedua, isu tentang pentingnya air bersih dan sanitasi untuk semua, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDG)
Ketiga, isu tentang kerja sama internasional dalam Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi/ Integrated Water Resources Management (IWRM) khususnya dalam Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP)
Dan isu keterkaitan antara air, pangan, dan energi, hal ini harus diprioritaskan pada tingkat kebijakan dan harus sejalan dengan kondisi dan kebutuhan nasional yang berbeda-beda
Secara singkat, “Water For Shared Prosperity” diterjemahkan dalam 6 sub tema, yaitu water for human and nature, disaster risk reduction and management, sustainable water finance, water security dan prosperity, governance cooperation and hydro diplomation dan knowledge and innovation.
Forum ini memiliki tiga komponen yaitu tematik program dengan memberikan perspektif atau sudut pandang tentang air dari semua region atau wilayah, regional program yaitu memberikan landasan substantif pada isu/ permasalahan air, serta political program dengan menyediakan platform untuk diskusi antara pemangku kepentingan
Kerja nyata yang dihasilkan dalam WWF haruslah membangun infrastruktur sumber daya air di wilayah rentan atau krisis air bersih, mendorong program – program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan di bidang air, membangun skema pembiayaan untuk akses air minum dan sanitasi, meningkatkan Pendidikan dan kesadaran mengenai permasalahan air, membangun peluang beasiswa dan penelitian khususnya bagi negara berkembang dan mengalami kesulitan sumber daya air dan melestarikan tata kelola air yang dibangun oleh masyarakat adat dan kearifan local.
Dalam rilisnya, Bappeda Bali menyebutkan, WWF ke – 10 akan dihadiri oleh 172 delegasi dari seluruh dunia. Pada acara tersebut, diperkirakan akan ada 2000 jurnalis dari berbagai negara.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Nani Hendiarti, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan telah mengirimkan undangan untuk sekitar 30.000 orang, Presiden WWWC Loïc Fauchon, 33 kepala negara, 250 organisasi internasional yang masuk dalam keanggotaan WWCl agar bisa hadir di WWF 2024 Bali.(clue)