SUBANG–Agus Hamdan, wajahnya tampak tegang kala kapsul Bianglala yang ia tumpangi mulai naik pelan ke puncak ketinggian. Pewarta di salah satu portal berita asal Subang ini, berusaha menahan rasa takut dengan memegang pembatas kursi. Maklum, Bianglala ini memiliki tinggi 30 meter dan berada di atas Bukit.
“Awalnya saya gak mau naik. Saya takut ketinggian. Mendebarkan,” ujar Agus.
Namun, rasa takut Agus terbayar lunas dengan pemandangan alam hamparan kebun Teh Ciater yang ia pandang dari balik kaca kapsul berkapasitas 4 orang itu.
“Alhamdulillah, bisa menikmati alam pegunungan D’Castello, Pengunungan Kota Subang,” ucap Agus.
Berbeda dengan Agus, Galih yang duduk disamping Agus, lebih tenang. Ia langsung mengabadikan momen dengan kamera telepon genggamnya. Pemimpin salah satu media daring ini, sesekali swafoto dengan kacamata hitam miliknya.
“Ini luar biasa,” ucap Galih sambil menengok pemandangan.
Tak hanya mereka berdua, pada Minggu (16/06/2024), manajemen D’Castello Ciater Subang, sengaja mengundang puluhan pewarta untuk mencoba Bianglala. Wahana paling anyar milik mereka.
Sekilas, mirip bianglala Singapura Flyer di Singapura. Menurut Manajer D’Castello, Mugi, Bianglala ini menjadi yang pertama dan paling tinggi di Subang.
“Ini paling tinggi di Subang. Diameternya 30 meter,” ujar Mugi.
Sebelum resmi dibuka untuk umum pada 24 Juni 2024 nanti, manajemen D’Castello sudah melakukan serangkaian tes uji coba untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengunjung. Dalam sekali putaran berdurasi 7 menit, Bianglala tersebut bisa membawa 72 pengunjung di 18 kapsul yang tersedia.
Rencananya, manajemen menggratiskan tiket masuk ke D’Castello dari tanggal 24-25 Juni 2024 khusus warga Jawa Barat. Syaratnya, cukup menunjukan KTP dan mengikuti media sosial D’Castello. Tanpa batasan minimal pengunjung.
Mugi menuturkan, hadirnya wahana Bianglala ini, wujud inovasi pengelola untuk melayani kebutuhan wisata para pengunjung. Sehingga, bisa menggerakan roda perekonomian Subang dan meningkatkan setoran pendapatan asli daerah (PAD).
“Kita di tahun 2023, menjadi penyetor PAD paling besar di sektor pariwisata. Minimal tahun ini bisa bertahan,” jelasnya.
Kolaborasi jadi Kunci Bangkitnya Pariwisata
Pasca tragedi kecelakaan Bus Maut di Ciater, Mei lalu, berimbas pada menurunnya tingkat kunjungan ke sejumlah objek wisata di Subang. Pun D’Castello mengalami imbas serupa.
Mugi menuturkan, kunjungan wisatawan ke D’Castello mengalami penurunan. Pihaknya, berharap kerjasama antar berbagai pihak, seperti media, bisa membangkitkan kembali pariwisata di Subang.
“Gak bisa masing-masing. Semua harus saling support,” ujar Mugi dalam acara bertajuk Ngopi Bareng dan Diskusi bersama Media, Minggu (16/06/2024).
H. Dadang, wartawan senior Subang menuturkan, media memiliki peran penting dalam menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya. Terlebih dalam pemberitaan pasca tragedi kecelakaan Bus di Ciater. Menurutnya, media memiliki pengaruh membangun rasa optimis dan kepercayaan masyarakat.
“Kunjungan media ke tempat wisata, bisa menjadi produk jurnalistik. Kolaborasi jadi penting,” jelasnya. (clue)