Jika kita melihat ke daerah lain, komposisi para pasangan calon kepala daerah sudah banyak yang mengerucut. Sudah terlihat peta koalisinya. Tapi di Subang masih belum jelas.
Baru kandidat Asep R Dimyati (ARD) saja yang tampak ke permukaan sudah mengantongi tiket pencalonan. Itu pun sifatnya rekomendasi partai. Sudah punya rekom dari Partai Nasdem dan PAN. Masing-masing 7 kursi dan 3 kursi. Aman.
Untuk bisa nyalon, harus punya rekomendasi 10 kursi atau 20 persen dari kursi DPRD Subang. Kabar terbaru, ARD juga akan didukung PPP yang punya satu kursi. Tapi masih tarik ulur. Belum deal.
Bagaimana calon lain? PDIP belum menentukan pilihan. Golkar juga masih gamang. “Karena dua partai besar ini belum jelas, masih ragu. Akhirnya jadi mandek,” kata seorang mantan anggota DPRD Subang.
Kata dia, Ketua Golkar Elita Budiarti keberatan kalau harus melepas kursi DPR RI. Demikian juga anaknya Reynaldi, berat melepas kursi DPRD Jabar. Elita dan Reynaldi ibu dan anak yang mendapat rekomendasi Partai Golkar untuk nyalon di Pilkada Subang.
Para elit politik Subang juga masih menunggu sikap Gerindra. Partai pemenang di Jabar pengusus Prabowo yang kini terpilih jadi Presiden di Pemilu 2024. Kabarnya, Gerindra di Pilkada Subang harus mengusung kadernya dan harus menang.
Tapi, siapa yang bakal diusung Gerindra? Ketua Partai Gerindra Aceng Kudus tentu melihat ini peluang untuk dirinya. Tidak sendirian, Ruhimat juga membidik Gerindra agar mengusung dirinya di Pilkada 2024 ini.
Jimat-panggilan Ruhimat tentu percaya diri elektabilitasnya masih tinggi. Tapi jika dipasangkan dengan Aceng Kudus, Ruhimat harus berhitung. Sebab Gerindra butuh berkoalisi. Butuh tambahan dua kursi untuk genap 10 kursi.
Selain PDIP dan Golkar, PKB juga masih jual mahal. Info yang diterima Cluetoday, PKB bersedia mendukung Jimat asal kadernya menjadi wakil. Tapi Gerindra masih berat hati. Mirip perseturuan PKS dan PKB di Jakarta yang rebutan posisi wakilnya Anies Baswedan.
Saat buntu begini, bisa saja nanti ujungnya ketua umum DPP yang mengambil keputusan. Berbasis survey. Apa boleh buat. Kader di bawah harus ikut. Seperti Gerindra tiba-tiba memutuskan merekom komika Marcel untuk posisi calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan. Kaget. Heboh.
Tapi hingga kini belum terdengar ada artis atau komika yang akan ditransfer ke Subang. Biasanya PAN yang berani kasih kejutan. Pun kali ini PAN memberi kejutan. Bukan mengirim artis, tapi merekom mantan Ketua PAN Asep R Dimyati (ARD). Di luar dugaan.
“Tapi itu belum final, untuk calon nanti dari ketua umum langsung,” kata Ketua DPD PAN Subang, Farah Puteri Nahlia. Sepertinya Farah juga kurang setuju dengan rekom tersebut.
Kondisi ini menunjukan partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran di Pemilu tidak terkonsolidasi. Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo yaitu Golkar-Gerindra-PAN dan Demokrat. Ke mana KIM Subang?
Hingga kini tidak terdengar ada rapat konsolidasi KIM. Faktanya PAN yang merupakan anggota KIM, malah memberi rekom duluan ke ARD yang kemudian ramai-ramai ditolak kader PAN.
Padahal jika KIM bersatu, akan sangat kuat. Golkar 10 kursi, Gerindra 8 kursi, PAN 3 kursi, Demokrat 2 kursi. Tinggal menentukan pasangannya saja.
“Ini bukti suasana masih cair. Belum final. Itu juga pertanda bahwa ARD masih punya pengaruh di DPP PAN yang tidak terbaca oleh kader PAN di bawah,” kata mantan anggota DPRD itu lagi.
Bagaimana PKS? Ini menjadi bagian yang menarik. Sebab terhembus kabar bahwa PKS akan membangun kerjasama koalisi dengan PDIP. Bisa jadi format ini diterapkan di Subang.
Kader PDIP Narca Sukanda berpeluang berpasangan dengan Agus Masykur. Sebab di nasional, PKS dan PDIP sudah menyatakan akan menjadi partai oposisi. Oposisi haluan kanan bersatu dengan oposisi haluan kiri. Jika terjadi, akan jadi sparing yang lumayan tangguh bagi koalisi KIM.
Kita tunggu. Siapa yang akan diusung KIM? Sebab pasangan itulah yang berpotensi menang.(clue)