SUBANG – Masyarakat Jawa Barat saat ini tengah merasakan dinginnya suhu pada malam dan dini hari. Padahal, saat ini masih terhitung sebagai musim kemarau karena cuaca di siang hari masih sangat panas.
Bukan hanya di Jawa Barat, menurut laporan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), cuaca dingin tersebut terjadi di beberapa wilayah Indonesia bagian Selatan terutama seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian Selatan, Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi bagian Selatan.
Hal ini disebabkan oleh angin yang membawa masa udara kering dan dingin dari Australia ke Indonesia tidak mendukung pertumbuhan awan.
“Kurangnya tutupan awan dimalam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa hambatan. Akibatnya terjadi penurunan suhu yang signifikan,” tulis BMKG dalam laman resminya.
Angin yang menjadi penyebab suhu dingin ini disebut dengan angin monsun Australia. Angin monsun bertiup dari Australia menuju Asia melewati Indonesia dan Samudra Pasifik.
Melansir dari Kompas, Deputi BMKG, Guswanto menyebutkan suhu dingin akan terjadi pada puncak musim kemarau mulai juli hingga Agustus 2024. Namun tidak menutup kemungkinan akan berlangsung hingga September mendatang.
Guswanto menyebutkan, suhu terdingin akan dialami pada malam hari.
“Apalagi di malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya,” pungkasnya.(sin/clue)