SUBANG–Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Subang mengutuk keras tindakan kekerasan dan persekusi yang menimpa salah seorang Kiai NU dan satu anggota Banser asal Bekasi, di Rengasdengklok, Karawang, pada Sabtu (10/08/24) lalu.
Hal itu disampaikan Ketua GP Ansor Subang, Asep Alamsyah. Pihaknya menilai, Polres Karawang lambat dalam menangani perkara ini. Hingga kini, para pelaku belum ada yang ditangkap.
“Kami PC GP Ansor Kabupaten Subang mengutuk keras tindakan kekerasan yang menimpa seorang ulama dan anggota Banser,” ujar Ketua PC GP Ansor Kabupaten Subang, Asep Alamsyah Heridinata, Kamis (15/08/24).
Menurutnya, kekerasan tersebut, selain merupakan kejahatan juga merupakan bentuk pelecehan kepada sosok ulama.
“Kami tak rela jika para ulama menjadi sasaran kekerasan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab apapun motifnya. Kami menyesalkan Polres karawang sudah lebih dari 3 x 24 jam, belum juga menetukan tersangka, padahal banyak video yg beredar wajah pelaku jelas yang melakukan penganiayaan dan persekusi,” ungkap Asep.
Pihaknya mendesak Polres Karawang segera menangkap pelakunya. Asep menilai, jika penanganan berlarut-larut, akan jadi preseden buruk terhadap hukum dan mencoreng citra kepolisian.
“Kami percaya kepolisian akan bertindak cepat. Karena, kalau tidak ditindak nanti akan menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di indonesia dan citra kepolisian yang sudah bagus akan tercoreng,” terangnya.
Sementara itu Kapolres Karawang Ajun Komisaris Besar Edward Zulkarnain mengungkapkan, pihaknya harus berhati-hati dalam menangani perkara tersebut. Dia tidak ingin penanganan yang terburu-buru malah berakibat buruk di kemudian hari.
“Kami sudah memeriksa sejumlah saksi korban. Sementara, terduga pelaku sudah kami panggil agar hadir besok hari Kamis. Kami mohon semua pihak bersabar dalam mengikuti penanganan kasus ini,” kata Edward.
Dalam peristiwa tersebut, satu unit kendaraan yang dinaiki sejumlah Kiai NU dipersekusi oleh massa tak dikenal di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang pada Sabtu, 10 Agustus 2024 malam. Insiden itu mengakibatkan satu mobil Pajero Sport B 1870 FLS rusak serta satu orang santri dan anggota Banser NU mengalami luka lebam.