SUBANG – Berdiri di pusat kabupaten Subang, Museum Wisma Karya merupakan ikon bagi Subang. Design yang menarik, instagramable dan tertata rapi merupakan Wisma Karya yang telah melalui proses panjang.
Gedung tersebut memang bangunan tua peninggalan oleh para pendahulu, sejak masa hindia Belanda. Kini, terdapat beberapa bagian seperti bangunan utama yang diisi oleh museum daerah, taman depan dengan tampilan beberapa air mancur, dan sky walk yang mengelilingi pohon beringin.
Dibalik mewahnya Wisma Karya hari ini, terdapat proses pelik dan catatan sejarah yang diukir oleh para pimpinan Pemerintahan Subang.
Gedung Societet P & T Land
Dulunya, Wisma Karya digunakan sebagai tempat para petinggi perusahaan P & T Land, disebut Gedung Societet. Pada saat itu, Gedung peninggalan kolonial abad ke – 19 memiliki sarana hiburan lengkap seperti tempat hiburan, meja billiard hingga lapang golf. Taman depan merupakan area dansa tempat pestanya tuan dan noni Belanda. Seiring dengan waktu, Gedung tersebut beralih fungsi menjadi museum.
Wisma Karya yang sudah seperti ikon Kabupaten Subang tersebut sebenarnya pertama kali diresmikan sebagai museum oleh Bupati Subang H. Rohimat pada tahun 2003 dan dikelola oleh Dinas Budaya, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Subang dan UPTD museum Kabupaten Subang, tetapi museum tersebut belum berjalan dengan baik.
Perjalanan Revitalisasi Museum
Namun, tahun 2015 terjadi pertikaian. Gedung Wisma Karya yang berisi penyimpanan benda purbakala tersebut diperebutkan oleh Ormas Pemuda Pancasila dan Gibas. Saling serang tak terhindarkan. Saat itu adalah masa kepemimpinan Imas. Dengan gagahnya, Imas berhasil membereskan pertikaian tersebut, demo berkali – kali dan seluruh permasalahan penataan yang pelik berhasil Imas bereskan.
Di masa kepemimpinan H. Ruhimat atau yang kerap disapa Kang Jimat, museum berhasil diluncurkan menjadi pusat pembelajaran budaya dan sejarah Kabupaten Subang di tahun 2022. Museum dilengkapi dengan design taman depan yang menarik.
“Revitalisasi museum Subang ini adalah hal yang sangat penting bagi Subang, hal ini terwujud karena kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Saya merasa bangga dengan koleksi yang ada, karena di dalam koleksi Museum Subang terdapat bukti sejarah, bukan hanya narasi sejarah,” kata Tatang, Kadisparpora saat peluncuran Museum (25/3/2024).
Revitalisasi museum menghabiskan dana 3,8 Milyar. Hal itu merupakan terobosan dari Kang Jimat untuk menjadikan Wisma Karya sebagai Museum Subang.
“Terima kasih atas kebijakan Bupati menjadikan Wisma Karya menjadi Museum Subang. Dibuka 2003 oleh Bupati Subang Rohimat, dan diluncurkan pada tahun 2022 oleh Bupati Subang H. Ruhimat sebagai kado ulang tahun Subang,” tutupnya.
Jadi Pusat Pembelajaran Sejarah dan Budaya
Museum ini dibuka pada Senin-Jumat pada pukul 10.00 hingga 15.00 WIB. Masyarakat dapat mengunjungi museum secara gratis.
Didalamya terdapat benda – benda pra sejarah, Penemuan dan artefak di Kabupaten Subang, sejarah kebudayaan dan berjejer pula para bupati di tiap periode.
Di area tengah museum terdapat maha karya dari masyarakat Subang yaitu golok terpanjang di dunia dengan Panjang 13 meter. Merupakan pusaka turun temurun yang dimiliki oleh Kabupaten Subang.
Di area luar, terdapat Sky Walk yang dapat dilintasi pengunjung diantara pohon beringin yang lebat. Dilengkapi dengan bangku taman, ruang tersebut menjadi tempat masyarakat mengadakan acara komunitas ataupun sekedar bersantai.
Wisma Karya yang telah melalui banyak perubahan tersebut kini telah paten menjadi ikon kabupaten Subang sekaligus pusat pembelajaran sejarah dan budaya Subang setelah perjalanan Panjang proses revitalisasi.(adv/clue)