JAKARTA – Jatuhnya rezim Bashar Al Assad di Suriah pada Minggu pagi (8/12/2024) menarik perhatian dunia. Kejatuhan tersebut berlangsung dengan mengejutkan, hanya dalam waktu kurang dari dua minggu.
Runtuhnya rezim Bashar Al Assad terjadi setelah kelompok milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) berhasil merebut kendali atas Damaskus, ibu kota Suriah dibawah pimpinan Abu Mohammed Al Julan.
Bashar Al Assad dilaporkan telah meninggalkan Suriah segera setelah pasukan pemberontak mendekati ibu kota Damaskus. Ia bersama keluarganya berangkat ke Rusia setelah menerima tawaran suaka politik.
Tentunya, jatuhnya rezim Bashar Al Assad menandakan berakhirnya masa kekuasaannya setelah 50 tahun memerintah dan 14 tahun berlangsungnya perang saudara, yang dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 2024.
Akan Ada Kepemimpinan Baru
Kepemimpinan Bashar Al Assad akhirnya tumbang dan digantikan oleh kepemimpinan baru yang akan datang. Para pemberontak juga merasa bangga atas jatuhnya pemerintah Suriah, yang mereka anggap sebagai “Momen Kebebasan setelah Bertahun-tahun Penuh Kesakitan dan Penderitaan.”
“Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, dan pengungsian, dan setelah perjuangan panjang, menghadapi segala macam kekuatan pendudukan, kami nyatakan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” Ungkap Pemberontak, dikutip dari news.detik.com.
Selain itu, mereka juga mengundang warga Suriah untuk kembali ke negara mereka. Serta para pemimpin oposisi, termasuk pemimpin HTS al-Julani, telah menegaskan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, tujuan mereka adalah membangun negara yang inklusif bagi seluruh warga Suriah, sembari berupaya mengatasi kekhawatiran mengenai sektarianisme dan hubungan kelompok tersebut dengan al-Qaeda di masa lalu.
Penggulingan Rezim Terjadi dalam Waktu Singkat
Keberhasilan menggulingkan rezim Bashar Al Assad terjadi dalam waktu yang sangat singkat, yakni hanya 11 hari atau kurang dari dua minggu. Hayat Tahrir Al Sham (HTS) berhasil merebut kembali kota Aleppo, salah satu wilayah strategis di Suriah, pada Rabu (27/11/2024).
Pada Selasa, 5 November 2024, Hayat Tahrir Al Sham (HTS) melancarkan serangan terhadap kota Hamadi, salah satu wilayah strategis di Suriah. Serangan ini membuat tentara Suriah kehilangan kendali atas kota yang terletak di antara Aleppo dan pusat kekuasaan Presiden Bashar Al Assad di Damaskus.
Puncaknya terjadi pada Jumat, 8 November 2024, ketika milisi Suriah dilaporkan berhasil menguasai Damaskus, yang akhirnya menyebabkan runtuhnya rezim Bashar Al Assad.
Masyarakat Suriah Rayakan Kejatuhan Rezim Bashar Al Assad
Kejatuhan Rezim Bashar Al Assad disambut dengan perayaan oleh masyarakat Suriah. Pemberontak Suriah pun menyatakan bahwa Damaskus kini telah “bebas dari Assad”.
Hal ini terlihat dari ribuan orang, baik yang berada di dalam mobil maupun berjalan kaki, yang beramai-ramai berkumpul di alun-alun utama Damaskus, melambaikan tangan, dan meneriakkan kata “Kebebasan”.
“Kami merayakan bersama rakyat Suriah berita tentang pembebasan tahanan kami dan pelepasan rantai mereka serta mengumumkan berakhirnya era ketidakadilan di penjara Sednaya,” Ungkap para pemberontak, dikutip dari news.detik.com.(clue)