Meski Ada Kenaikan Harga Jelang Nataru, Inflasi Subang Masih Terkendali

SUBANG – Inflansi rentan terjadi pada puncak perayaan hari raya. Baik idul fitri maupun natal. Pasalnya, masyarakat cenderung membeli bahan – bahan tertentu dan dalam jumlah yang banyak untuk menyediakan sajian hari raya.

Menjelang natal dan tahun baru (Nataru) 2025, beberapa daerah telah mempersiapkan sejumlah strategi guna mengendalikan kenaikan harga bahan – bahan tertentu. Tak terkecuali kabupaten Subang.

Melalui Asisten (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembanguan Sekretariat Daerah (setda) Subang, H. Hidayat melakukan kunjungan untuk memantau harga bahan pokok.

Pasar baru terminal Subang dipilih menjadi lokasi peninjauan. Mengingat, pasar tersebut adalah pasar terbesar di Kabupaten Subang dan menjadi pasar yang representatif.

Peninjauan dilakukan guna mendapatkan gambaran langsung terkait kondisi harga, pasokan dan distribusi kebutuhan pokok di lapangan.

Inflasi Subang Masih yang Terendah

Hasil peninjauan menunjukan, kenaikan harga dialami beberapa komoditas. Meski begitu, H. Hidayat menyatakan secara umum situasi masih terkendali. Mengingat, nilai inflasi kebupaten Subang masih menjadi yang terendah dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Barat.

Inflasi Year to year (yoy) kabupaten Subang masih dalam angka 1,19 persen. Selain itu, nilai inflasi Month to month (mtm) dan year to date (ytd) juga lebih rendah lagi dengan angka 0,27 persen dan 0,38 persen.

Ia juga menekankan bahwa daya beli masyarakat diharapkan tetap stabil agar aktivitas ekonomi tetap berjalan.

“Ternyata memang tidak bisa dipungkiri, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Namun, kami melihat ini masih dalam kategori terkendali. Daya beli masyarakat diharapkan terus meningkat, sehingga pedagang tetap mendapatkan keuntungan, dan pasokan juga mencukupi,” katanya, Senin (24/12/2024) di Pasar Terminal Subang.

Lebih lanjut, H. Hidayat menyampaikan harapannya agar harga-harga bahan pokok di Subang tetap stabil.

“Kami berharap inflasi di akhir tahun ini tetap terjaga dan tidak melebihi sasaran provinsi yang berada di 2,5% dan nasional di 2,5% +-1. Target kami adalah menjaga inflasi tetap stabil di bawah angka tersebut,” jelasnya.

Setelah meninjau pasar, peninjauan dilakukan ke SPBU Ranggawulung untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Subang.

“Kami akan terus berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan demi kenyamanan masyarakat, terutama menjelang libur akhir tahun ini,” pungkasnya.

Komoditas yang Alami Kenaikan

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain:

– Minyak Curah: naik dari Rp19.000 menjadi Rp20.000 per kg (+Rp1.000), Minyak Kita (merk): naik dari Rp17.000 menjadi Rp18.000 per kg (+Rp1.000)

– Bawang Putih: naik dari Rp37.000 menjadi Rp40.000 per kg (+Rp3.000).

– Telur Ayam: naik dari Rp28.000 menjadi Rp32.000 per kg (+Rp4.000).

– Daging Ayam: naik dari Rp35.000 menjadi Rp37.000 per kg (+Rp2.000).

– Cabai Rawit Merah: naik dari Rp45.000 menjadi Rp60.000 per kg (+Rp15.000).

– Cabai Merah Besar: naik dari Rp45.000 menjadi Rp50.000 per kg (+Rp5.000).

– Bawang Merah: harga naik menjadi Rp48.000 per kg.

– Beras Premium: stabil di harga Rp14.000 per liter.

– Beras Medium: stabil di harga Rp12.000 per liter.

– Daging Sapi: stabil di harga Rp130.000 per kg.(adv/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *