Jakarta – Media sosial Indonesia kembali memanas, tagar #PeringatanDarurat dan #IndonesiaGelap meledak di Twitter pada (4/2/2025). Bukan sekadar tren biasa, kali ini publik bersatu menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat dengan Peringatan Darurat.
Jika sebelumnya pada Agustus 2024 protes serupa muncul dengan latar biru yang di viralkan oleh Najwa Shihab. Kali ini warna hitam mendominasi. Simbol Garuda berlatar gelap menjadi representasi kemarahan yang lebih intens. Di tengah gelombang kritik ini, istilah PENTOL muncul sebagai rangkuman tuntutan utama masyarakat.
Apa yang Memicu Gelombang Protes?
Ledakan protes ini bukan tanpa alasan. Berbagai masalah sosial, ekonomi, dan politik memicu keresahan publik. Puncaknya? Kasus tragis seorang ibu di Pamulang yang meninggal karena kelelahan mencari LPG 3 kg bersubsidi. Peristiwa ini menjadi pemantik ledakan kemarahan yang lebih luas.
Pemotongan anggaran di sektor pendidikan dan kesehatan, naiknya harga kebutuhan pokok, serta monopoli bahan bakar yang semakin menyulitkan rakyat juga memperburuk kondisi. Tak hanya itu, isu mafia tanah dan ketidakpuasan terhadap kepolisian juga menjadi pemicu utama.
Tagar #IndonesiaGelap Menggema
Di Twitter, tagar #PeringatanDarurat dan #IndonesiaGelap bertahan di puncak trending. Salah satu pemicunya adalah unggahan akun @vrnitt yang membagikan gambar Garuda berlatar hitam dengan singkatan PENTOL. Ini bukan sekadar tren, melainkan wujud nyata protes kolektif. Komentar pedas dari warganet pun membanjiri lini masa.
“Pemerintah macam apa yang mempersulit rakyatnya??,” tulis akun @akujagowan
“tiap hari makin nambah aja masalah di indo,” tulis akun @virgoinside.
Media sosial kini menjadi panggung utama bagi masyarakat untuk bersuara. Kegelapan yang terkandung dalam tagar ini bukan hanya soal pencahayaan fisik, tetapi juga ketidakpastian masa depan bangsa.
PENTOL: 6 Tuntutan Rakyat Peringatan Darurat
Gerakan peringatan darurat ini melahirkan enam tuntutan utama yang terangkum dalam singkatan PENTOL:
- Polisi Di beresin – Reformasi kepolisian, penghapusan impunitas, dan penindakan tegas terhadap oknum korup.
- Energi Buat Rakyat – Pengembalian subsidi LPG 3 kg dan penghentian monopoli tambang.
- Naikkan Taraf Hidup Rakyat – Tolak pemotongan anggaran pendidikan, kesehatan, dan transportasi umum.
- Tunaikan Tukin Dosen, Guru, dan ASN – Pembayaran tunjangan kinerja yang tertunda.
- Output MBG Diperbaiki – Evaluasi program Makan Bergizi Gratis agar lebih tepat sasaran.
- Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tolol – Berantas mafia tanah dan copot pejabat yang tidak kompeten.
Tren ini bukan sekadar tagar, tetapi peringatan keras bagi pemerintah. Ketidakpuasan yang semakin meluas bisa berdampak lebih besar jika tidak segera ditindaklanjuti.
Media sosial telah membuktikan dirinya sebagai alat kontrol sosial yang ampuh. Saatnya pemerintah membuka mata, mendengar, dan bertindak sebelum gelombang protes berubah menjadi aksi nyata di jalanan.(clue)
Baca juga : https://cluetoday.com/buntut-aturan-pengecer-harus-jadi-pangkalan-warga-mulai-sulit-beli-gas-lpg-3-kg/
Follow instagram kami di : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==