Berulang, Rem Blong Kerap Sebabkan Nyawa Melayang

Foto : Liputan 6

Kecelakaan lalu lintas kembali memakan korban, lagi – lagi penyebabnya adalah rem blong. Kecelakaan teranyar di pintu Gerbang tol Ciawi bahkan menewaskan 8 orang dan 11 orang lainnya mengalami luka – luka.

Tidak berfungsinya rem seolah menjadi fenomena yang berulang dan sering kali memakan korban. Seolah, kejadian berulang tersebut hanya sampai pada tahap identifikasi dan hanya menunggu kejadian serupa untuk terjadi.

Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menyebutkan bahwa rem blong paling banyak menjadi penyebab kecelakaan. Biasanya, terjadi karena kurangnya pemahaman dan kompetensi pengemudi dalam melakukan inspeksi sebelum melakukan perjalanan.

“Yang kami catat adalah perawatan dari sistem rem tersebut,” kata Soerjanto.

KNKT bahkan pernah mengajukan rekomendasi agar menerbitkan Peraturan Menteri yang mewajibkan kendaraan untuk perbaikan sistem rem.

“Perbaikan rem baik kendaraan angkutan barang maupun penumpang harus melakukan perbaikan setiap 2 atau 3 tahun sekali,” ujarnya.

Apalagi, ketika kecelakaan rem blong disebabkan oleh truk bermuatan, akan banyak kendaraan lain ikut menjadi korban sehingga kecelakaan beruntun tak bisa terhindar. Seperti kecelakaan pintu gerbang tol Ciawi, mobil bermuatan gallon bahkan melibatkan 6 kendaraan lainnya.

Kasus kecelakaan lalu lintas meningkat setiap tahunnya. Kepala Seksi Jianrek Ditkamsel Korlantas Polri, AKBP Sulaeman menyebutkan, pada tahun 2021 sebanyak 103.645 kejadian, tahun 2022 sebanyak 137.851 kejadian, dan di tahun 2023 152.008 kejadian.

Dari banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas tersebut, data KNKT tahun 2022 menyebutkan kasus kecelakaan akibat rem blong yang terjadi pada truk besar mencapai 5.200 kasus. Data korlantas Polri, pada separuh tahun 2023, dari 68.579 kasus kecelakaan lalu lintas, 80 persennya terjadi karena mobil kendaraan besar mengalami rem blong.

Hal tersebut seudah seharusnya menjadi perhatian, mengingat jumlah korban yang menjadi korban pun tak sedikit.

Sulaeman menyebut, kecelakaan lalu lintas kerap kali memakan korban laki – laki, “Adapun sekitar 82 persen korban kecelakaan adalah laki-laki yang merupakan kepala keluarga. Sehingga bisa berpotensi pada peningkatan angka kemiskinan,” katanya.

Penanganan Kecelakaan Hanya Peristiwa

Foto kecelakaan akibat rem blong di Subang tewaskan tukang becak. Dok. Cluetoday

Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyebut jika penanganan kecelakaan hanya berhenti pada peristiwa saja. Jusri juga menyebut jika penyebab tak langsung kecelakaan juga perlu disorot.

“Ini akan terulang-ulang. Kenapa pemerintah tidak melihat penyebab tidak langsungnya? Mereka hanya fokus ke penyebab langsungnya. Harusnya fokusnya kepada penyebab tidak langsung. Rem blong tadi ada dua penyebab, secara langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung mulai dari pra perjalanan, dari sistem perawatan di perusahaan angkutan, mulai dari sistem rekrutmen, lemahnya pemerintah dalam pengawasan kepada pengusaha-pengusaha terhadap aturan-aturan kelaikan. Ini yang namanya penyebab tidak langsung. Karena penyebab tidak langsung akan memicu penyebab langsung,” kata Jusri.

Pemerintah serta seluruh pengampu kepentingan transportasi sudah menyiapkan berbagai regulasi. Ia menyebut jika regulasi yang ada sudah cukup lengkap dan jelas. Namun Jusri mengatakan jika permasalahannya terdapat di level implementasi.(clue)

Baca juga : https://cluetoday.com/peringatan-darurat-menggema-garuda-hitam-dengan-tagar-indonesia-gelap-viral-di-medsos/

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *