SUBANG – Di tengah desiran angin sore Kota Subang, juga ramainya lalu lalang warga yang ngabuburit atau membeli takjil buat berbuka, ada suara teriakan dari sekelompok anak muda yang menggunakan pakaian serba hitam.
Mereka adalah peserta Puncak Peringatan International Wowen’s Day (IWD) 2024 Subang dilaksanakan di Alun-alun Subang pada Minggu (17/03). Lebih dari 70 peserta dari berbagai elemen komunitas ikut aksi ini.
Diawali dengan longmarch dari Wisma Karya ke Alun-alun Subang. Sambil berjalan melewati ruas jalan Ahmad Yani ke Jalan Letjen Suprapto, para peserta yang mayoritas masih berstatus pelajar dan mahasiswa, berorasi dan membawa poster tentang keresahan mereka atas tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Subang.
“Patriarki?? Lawan, lawan, lawan, hancurkan!,” pekik pemimpin aksi, Fitriyatunnisa, yang disahut para peserta aksi.
Fitriyatunnisa atau yang kerap disapa Atun, menuturkan aksi tersebut diinisiasi Obrolan Gender dan Cluetoday mengusung “Turun ka jalan, Wanoja Subang Ngalawan!”.
Menurut pendiri komunitas Obrolan Gender ini, mengajak komunitas dan organisasi di Subang, serta masyarakat untuk peduli terhadap fenomena kekerasan seksual yang marak terjadi di Subang.
“Mengajak teman-teman komunitas dan organisasi lain serta masyarakat Subang untuk dapat aware dan merefleksikan hari perempuan ini dengan melihat fenomena kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan di Subang. Itu sudah sangat memperihatinkan,” ujar Fitriyattunisa.
Berdasarkan data unit PPA Polres Subang, lanjut Fitriyatunnisa, di tiga bulan pertama tahun 2024, sudah terjadi 30 kasus kekerasan.
“Dengan adanya 30 kasus dalam 3 bulan itu menandakan Subang darurat kekerasan seksual serta membuktikan bahwa Subang hari ini tidak ramah perempuan dan anak perempuan. Perlu diingat, 30 kasus tidak bisa kita anggap sedikit atau lumayan banyak, 1 jiwa perempuan yang menjadi korban sudah lebih dari banyak,” ucap Aktivis Perempuan ini.
Ia berharap setelah kegiatan ini, menjadi tamparan bagi semua pihak dan segera bekerjasama membuat ruang aman, dimulai dari keluarga dahulu.
“Kasus kekerasan seksual yang terjadi sekarang banyak sekali terjadi di dalam keluarga. Saya berpesan kepada seluruh warga Subang mari kita sama-sama wujudkan Subang Ramah Perempuan dan Anak, karena tidak ada kemerdakaan suatu bangsa tanpa adanya kemerdekaan perempuan,” harap Fitriyatunnisa.
Kegiatan International Women’s Day Subang 2024, diikuti komunitas Obrolan Gender, Khatulistiwa, Kopri PMII Subang, BEM Fikom Unsub, Sarinah GMNI Subang, BEM Uniersitas Mandiri, DEMA STAI Riyadhul Jannah, GUSDURian Subang, JBZ Subang, Duta Baca Subang, Forum Anak Gotong Royong, Perpustakaan Jalanan, Ibu Panca Saktiyani dari Rumah Kidung. Dalam aksi, para peserta bergantian berorasi menyampaikan kegelisahan dan amarahnya.
Selain itu, puisi, tarian, dan menyanyi menjadi media lain yang dipilih sebagian peserta untuk sama-sama menyampaikan suara kegelisahannya terhadap maraknya peristiwa kekerasan di Subang.(Clue)