SUBANG – Masalah tenaga kerja baik di pusat maupun di daerah masih terus menjadi “PR” bagi pemerintah. Apalagi dengan tantangan bonus demografi yang akan menemui puncaknya di tahun 2045.
Serangkaian sistem dan program – program strategis masih terus diupayakan agar “Indonesia Emas 2045” dapat benar – benar melahirkan generasi emas.
Isu tersebut bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat, daerah sekalipun sudah harus bersiap menghadapi hal itu, tak terkecuali Subang.
Tentunya, peluang – peluang industrialisasi Subang menjadi kota metropolitan harus berada di tangan – tangan pemimpin yang cerdas. Pemimpin daerah dalam hal ini Bupati tentunya dituntut agar menyiapkan gagasan terbaiknya.
Disampaikan dalam debat perdana calon bupati Subang, paslon nomor urut 3, Asep Rochman Dimyati – Lina (ASLINA) menyampaikan bahwa masalah tenaga kerja berkorelasi dengan angka kemiskinan.
Pria yang kerap disapa ARD menyampaikan bahwa Subang termasuk dalam 10 kabupaten/kota termiskin di Jawa Barat.
“Subang ini Kabupaten 10 besar termiskin se – Jawa Barat, miskin gara – gara tidak merasakan bekerja,” ucap ARD.
Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Barat, per 21 Oktober 2024 ini, Subang termasuk dalam 10 kabupaten termiskin di Jawa Barat dengan nilai 9,49 persen.
Dirinya menyebut, faktor yang juga mempengaruhi adalah sulitnya melamar pekerjaan dan adanya pungli.
“Bahwa kemiskinan itu gara – gara pekerjaan sulit, ketika melamar pekerjaan sulit, pungli yang tidak kunjung selesai, pungli sering jadi keluhan orang – orang pencari kerja,” ucap ARD memaparkan.
Ketua Apindo tersebut tahu betul bahwa untuk mengurangi angka pengangguran, tak hanya lapangan pekerjaannya saja yang diperbanyak. Tetapi juga kompetensi masyarakat yang harus dibekali skill yang memadai.
“Karna kita punya program membuat BLK setiap kecamatan,” kata ARD.
Program tersebut menjadi program priotas terkait pembekalan para angkatan kerja agar mampu bersaing dan terserap oleh industri di Kabupaten Subang yang saat ini sudah semakin berkembang pesat.(adv/clue)
Cecep Muhamad Yusup