JAKARTA — Kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tengah menjadi sorotan publik. Setelah hasil survei terbaru menempatkannya sebagai menteri dengan kinerja terburuk di kabinet.
Survei tersebut rilis oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS) pada pertengahan Oktober 2025. Yang menilai performa para menteri di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa penyebab rendahnya skor Bahlil oleh
“ketidakpuasan publik terhadap pengelolaan sektor energi dan investasi yang dianggap belum memberi dampak signifikan bagi masyarakat.”
“Publik melihat sektor ESDM di bawah kepemimpinan Bahlil belum menunjukkan terobosan besar. Kebijakan terkait energi bersih, pengelolaan minerba, dan keterbukaan investasi masih dinilai stagnan,” ujar Bhima dalam keterangan resminya, Pada Selasa 21 Oktober 2025.
Tak hanya CELIOS, survei internal BCM Insights pada Agustus–September 2025 juga mencatat hasil serupa.
Dalam survei yang melibatkan lebih dari 1.000 pelaku industri energi, pertambangan, dan migas, kinerja Bahlil hanya memperoleh skor rata-rata 5 dari 10 poin, terutama karena regulasi yang belum memberikan kepastian investasi jangka panjang.
Menanggapi hal itu, Bahlil Lahadalia mengaku belum membaca hasil survei tersebut secara detail.
“Saya belum baca surveinya, nanti saya lihat dulu seperti apa datanya. Saya lebih fokus bekerja saja,” ujar Bahlil usai menghadiri rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa 21 Oktober 2025.
Survei CELIOS tersebut menjadi cermin awal evaluasi publik terhadap kabinet Prabowo–Gibran yang baru berjalan satu tahun.
Jika tak segera melakukan langkah korektif, persepsi negatif terhadap kinerja kementerian strategis seperti ESDM dapat berimbas pada kepercayaan publik dan investor terhadap arah pembangunan nasional. (clue)

