Buntut Dedi Mulyadi Larang Study Tour, Asosiasi Biro Perjalanan Sepakat Tak Layani Perjalanan Wilayah Jawa Barat

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Foto : Dok. Humas Jabar

BANDUNG – Imbas kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour, sejumlah asosiasi biro perjalanan sepakat untuk tidak melayani perjalanan ke Jawa Barat.

Asosiasi yang menaungi 46 biro perjalanan tersebut menilai, larangan tersebut akan berdampak negative pada sektor pariwisata.

Laranggan tersebut berpotensi menyebabkan tidak bergeraknya pariwisata dengan terbatasinya wilayah. Ketua Asosiasi Pujawisata eks Keresidenan Pekalongan, Suraji menyatakan larangan study tour telah membuat gaduh sektor pariwisata.

“Tidak ada pertukaran pengunjung atau wisatawan, padahal ini dibutuhkan untuk menggairahkan perkembangan pariwisata,” kata Suraji.

Asosiasi Biro Perjalanan. Foto oleh radar cirebon

Bandung Adalah Destinasi Wisata yang Banyak Peminat

Sebelumnya, Bandung menjadi destinasi pariwisata yang paling banyak diminati kedua setelah Yogyakarta.

“Saat ini, sebagai rasa simpatik kami pada pelaku pariwisata di Jabar, kami mengambil sikap untuk tidak melayani perjalanan ke Jawa Barat,” ujarnya.

Menariknya, hal yang sama di lakukan oleh Perhimpunan Biro Perjalanan Eks Karesidenan Banyumas (Pebemas). Pabemas yang saat ini terdiri dari 35 biro perjalanan juga sepakat untuk tidak merilis paket dan tidak melayani perjalanan ke Jawa Barat.

Hal itu terungkap oleh Ketua Pabemas, H.M. Kardio, “Sikap ini sudah kami terapkan sejak peraturan tersebut diberlakukan,” kata Kardio yang juga Humas Gabungan Paguyuban Travel Agen Nusantara (Gapatara).

Ia menyebut, pemerintah Jawa Barat seharusnya bisa berkaca dari peraturan pemerintah Banyumas. Karena dengan adanya peraturan tersebut akan menimbulkan multiflier effect bagi para pelaku pariwisata.

“Mungkin peraturan yang diterapkan pemerintah Banyumas bisa jadi acuan. Dimana mereka memilih untuk menerapkan aturan bahwa outing class harus menggunakan biro perjalanan tersertifikasi untuk menghindari hal – hal yang dikhawatirkan selama ini,” kata dia.

Berpotensi Menurunkan Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapat Negara terbesar dapat berpotensi  mengalami kemerosotan. Bukan hanya untuk biro perjalanan, tetapi juga sejumlah tempat wisata ataupun pengusaha kuliner.

Bagi sejumlah travel agent, larangan tersebut di nilai tidak bijak. Hal itu juga di ungkapkan oleh Ketua Gabungan Tour and Travel (GATTRA), Hadi Sucipto.

“Pemerintah sebaiknya memberikan peraturan yang bijak bagi berbagai pihak,” ungkap Hadi mengutip radarcirebon.disway.

Hadi mengungkapkan bahwa hal itu akan merusak sektor pariwisata di Jawa Barat, “Lambat laun ini akan menghancurkan pariwisata di wilayah tersebut,” pungkasnya.

Pertimbangan Larangan Study Tour

Sebelumnya, Dedi Mulyadi telah melarang kegiatan study tour dengan pertimbangan keselamatan. Hal itu berkaca dari kecelakaan maut yang menimpa SMK Lingga Kencana di Subang.

Baca juga : https://cluetoday.com/kecelakaan-ciater-menuai-polemik-study-tour/

Saat menegur SMAN 6 Depok, Dedi mengungkapkan bahwa pertimbangan untuk melarang study tour juga karena tragedy tersebut.

“Apa ga trauma? Ke Jawa Timur naik bus lagi, ampun,” ungkap Dedi kepada Humas SMAN 6 Depok yang tetap melaksanakan Study Tour.

Meskipun demikian, Dedi mengakui bahwa kebijakan tersebut dapat memicu reaksi dan membuat gaduh. Apalagi untuk pihak – pihak di sektor Pariwisata.

“Saya yang minta maaf bikin kebijakan yang membuat marah semua orang,” tutur Dedi saat menerima permintaan maaf Humas SMAN 6 Depok.(clue)

Follow kami : https://www.instagram.com/cluetoday_?igsh=MWU2aHg0a3g2dHlvdg==

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *