BALI – Buronan nomer wahid di Thailand, Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod (38) dibekuk di sebuah apartemen di Kawasan Badung, Bali pada Kamis (30/5/2024) usai melarikan diri dari negaranya selama 7 bulan.
Kepala Divisi (Kadiv) Hubungan Internasional (Hubinter) Polri, Krishna Murti membenarkan hal tersebut.
“Ya, benar WN Thailand atas nama Chaowalit Thongduang, buronan nomor satu dari Thailand berhasil ditangkap oleh Polri di Bali,” Kata Krishna.
Mengutip Bangkok Post, Perdana Menteri (PM) Thailand, Srettha Thavisin, mengonfirmasi penangkapan Chaowalit menyusul pengarahan dari Menteri Kehakiman Tawee Sodsong di gedung pemerintah Thailand.
Chaowalit diduga melakukan penembakan terhadap polisi Thailand dan anggota kehakiman. Atas perbuatan tersebut, Royal Thai Police mengeluarkan red notice control yang menjadi dasar Polri melakukan penangkapan terhadap Chaowalit. Ia juga dinobatkan sebagai buronan paling dicari di Thailand.
“Dasar dari penangkapan yang dilakukan terhadap buronan ini adalah adanya red notice control dari Royal Thai Police yang dikeluarkan pada tanggal 16 Februari 2024 atas nama Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node,” kata Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (2/6).
Menggunakan Nama “Sulaiman”
Menjadi buron selama 7 bulan, Chaowalit memiliki identitas palsu dengan menyamar sebagai warga negara Indonesia asal Aceh. Ia melakukan penyamaran dengan nama Sulaiman. Meski begitu, dirinya lebih sering tinggal di Medan dan Bali.
Hal itu dikonfirmasi Khrisna Mukti, “Iya (Chaowalit punya nama samaran Sulaiman),” kata Krishna.
Ia menggunakan nama Sulaiman demi menyesuaikan dengan wilayah pembuatan KTP palsu. Dalam memalsukan identitasnya, Chaowalit dibantu oleh perempuan WNI berinisial FS yang saat ini telah diamankan.
“Sedangkan yang membantu buronan untuk membuat identitas palsu berupa KTP, Kartu Keluarga, dan akta kelahiran sebagai penduduk Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh adalah seorang perempuan dengan inisial FS. Dalam melakukan aksinya tersebut, FS dibantu oleh seorang berinisial U,” jelasnya.
Cahowalit sempat singgah di India, namun ia merasa wajahnya lebih mirip dengan wajah pribumi sehingga memutuskan untuk menetap di Indonesia.
“Karena mukanya di India tidak sama dengan muka dia. Dia seperti muka Indonesia. Makannya dia ke Indonesia dengan nama Sulaiman,” kata Mukti.
Selama dalam penyamaran, Chaowalit juga berpura – pura bisu untuk menghindari kecurigaan dirinya yang tidak menguasai bahasa lokal.
Bukan hanya melakukan penembakan, Chaowalit juga masuk dalam jaringan narkoba internasional di Myanmar dan Australia.
“Memang dia ada kaitannya dengan jaringan internasional yang ada di Myanmar. Jadi mereka ada jaringan internasional Thailand-Australia,” kata Komjen Wahyu Widada.
Merupakan Bandar Narkoba Internasional
Setelah berkoordinasi dengan Royal Thai Police, Chaowalit yang merupakan salah satu bandar narkoba diduga dibantu oleh kaki tangannya untuk melarikan diri dari penjara dan masuk ke Indonesia.
“Artinya ini memang salah satu bandarnya, salah satu bosnyalah. Kalau seorang mafia, pasti punya kaki tangan,” jelasnya.
Karena tak bisa bahasa lokal, Chaowalit menggunakan tipu daya perempuan sebagai pasangan untuk berkomunikasi dalam melakukan pelariannya.
Tak hanya itu, penangkapan buronan ini ikut mehyeret 8 tersangka lain yang diduga membantunya dalam melakukan pelarian.
Wahyu merinci, 8 orang tersebut adalah T sebagai sopir ojek online, W pegawai konter HP, A sopir taksi online, SA teman kencan, EA teman dari SA, TA agen jasa pengiriman uang, ES pemilik sewa kapal yang membantu Chaowalit masuk ke Indonesia, dan SR sebagai sopir taksi. Namun demikian, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Selama tinggal di Indonesia sebagai Sulaiman, ia menggunakan uang dari jaringan narkobanya yang dikirimkan oleh kaki tangan. Uang tersebut diterima melalui rekening atas nama Sulaiman.
“Dia hidup menggunakan uang yang dikirim dari Thailand. Dengan rekening yang ada di Indonesia itu dia disuplai untuk kehidupan sehari-harinya, termasuk untuk pindah tempat, sewa apartemen kemudian biaya perjalanan dan kehidupannya itu di-support dari Thailand,” jelasnya.
Atas kerja sama Polri dan Royal Thai Police, pihak kepolisian Thailand bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat Thailand. General Phanurat kembali mengucapkan terimakasih atas kinerja Polri yang bisa menangkap buron kelas kakap tersebut.
Chaowalit bakal menjalani ekstradisi atau penyerahan tersangka kepada Royal Thai Police pada pekan depan menggunakan pesawat khusus.(clue)