Cerita Siska, Peserta Lomba Menulis ‘Surat untuk Ayah’: Kesempatan Self Development

SUBANG – Siska, pelajar SMA Negeri Cisalak menuturkan, banyak hal yang dirinya dapatkan di Workshop dan Lomba Menulis Surat untuk Ayah. Kegiatan yang diselenggarakan Clue Academy pada Senin (01/04) bertempat di Aula Perpusda Subang, menjadi kesempatan belajar meningkatkan keterampilan menulis.

Selain itu, pengalaman ngobrol dengan Psikolog menjadi momen membangun kesehatan mental.

“Sangat bersyukur bisa mendapat informasi mengenai Workshop dan Lomba menulis ‘Surat untuk Ayah’ dari Cluetoday. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk aku meningkatkan kualitas diri atau self development,” ujar Siska.

Walaupun tidak masuk 20 besar, bukan menjadi masalah baginya. Ia yakin melalui kegiatan ini bisa menjadi batu loncatan kesempatan yang lain.

“Terima kasih banyak Cluetoday sudah membuat acara yang sedemikian bagusnya. Walaupun katanya ini acara sebetulnya mendadak, tapi sudah luar biasa bagusnya,” ucapnya kepada Cluetoday.

Situasi Indonesia yang merupakan negara ketiga tingkat fatherless di dunia. Fatherless merupakan situasi ketidakhadiran atau hilangnya peran seorang ayah dalam pola asuh anak.

Hal ini yang melatarbelakangi Clue Academy menyelenggarakan Workshop dan Lomba Menulis dengan mengusung tema Surat untuk Ayah. Sekitar 64 peserta dari berbagai sekolah di Subang mengikuti kegiatan ini.

Icha Rosana, pelajar dari SMAN Binong tampil sebagai Juara 1. Sedangkan siswa yang masih duduk di bangku SD Qur’an Al-Bayan, Adela Idlal Shafianty menjadi Juara II. Disusul Fariz Khadapi dari SMAN 1 Serangpanjang sebagai Juara III.

Para juara mendapatkan hadiah uang pembinaan dan sertifikat dari Clue Academy. Selain itu, 20 tulisan terbaik rencananya akan diterbitkan menjadi buku antologi.

Dalam kegiatan ini, Psikolog Endang menjadi pembuka dengan ngobrol santai bersama peserta. Terlihat para peserta yang antusias berbagi cerita pengalamannya seputar hubungan dengan sosok ayah. Endang menekankan, setiap anak berhak bahagia dan mendapatkan pola asuh yang baik.

Di tengah dahaga puasa, suasana dicairkan dengan pemaparan tips menulis dari Dede Yogi Darsita, seorang penulis cum desainer.

Pendiri Perpus Lesehan Bandung tersebut mengatakan seringkali bagi penulis pemula, terjadi kebingungan. Bingung menentukan pembuka, mengatur waktu, atau terjadi kebuntuan.

“Ada beberapa cara tulisan kita bisa menarik. Hindari ide pasaran yang tidak menarik, Opening yang menggugah pembaca, atau hindari twist ending,” jelas Dede yang juga penulis novel horor Kutukan Mariana, di hadapan para peserta. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *