JAKARTA – Daihatsu, anak Perusahaan dari Toyota mengakui pihaknya melakukan manipulasi uji keselamatan kendaraan produksinya selama lebih dari 30 tahun. Hal tersebut pertama kali diungkap pada konferensi pers via Youtube Presiden Daihatsu Okkudaira Soichiro.
Setelah melalui investigasi pada bulan April 2023. Daihatsu pertama kali terungkap melakukan kecurangan pada uji kendaraan tabrak samping.
Hasil investigasi mengungkapkan bahwa terdapat 174 uji sertifikasi lainnya yang memiliki kejanggalan. Secara terperinci, terdapat 143 kasus manipulasi pernyataan resmi, 28 kasus pelanggaran modifikasi dan tiga kasus manipulasi data asli. Ratusan kasus ini melibatkan mobil Daihatsu dan Toyota yang diproduksi di Jepang dan di luar negeri.
Sebanyak 88.000 kendaraan diketahui melanggar uji keselamatan. Dari jumlah tersebut, terdapat 64 model mobil yang terlibat skandal tersebut. Menindaklanjuti hal terseubt, beberapa jenis mobil dihentikan pengirimannya di Indonesia.
Mobil yang terkena dampak pengiriman di Indonesia yaitu Toyota Avanza, Toyota Veloz, dan Daihatsu Xenia. Sementara produk lain seperti Toyota Raize, Daihatsu Rush, Daihatsu Agya, Daihatsu Gran Max, dan Toyota Yaris Cross yang dihentikan merupakan unit ekspor atau rakitan untuk negara lain.
Melalui konferensi pers Daihatsu, Okkudaira Soichiro mengakui hal tersebut. Ia menyebutkan pihaknya tengah menghadapi hal serius sebagai produsen mobil yang besar.
“Kami menghadapi situasi yang sangat serius, mengguncang fondasi kami sebagai produsen mobil,” Ungkap Soichiro pada kanal Youtubenya.
Dampak terungkapnya skandal tersebut, pihaknya telah memberhentikan produksinya di empat pabrik di Jepang. Penutupan keempat pabrik besar sekaligus berdampak pada karyawan. Hingga akhir Januari 2024, diprediksi akan ada 9000 karyawan yang terkena imbasnya.(clue)