Di Balik Sikap Maju Mundur Jimat-Akur

Kepemimpinan Ruhimat-Agus Masykur (Jimat-Akur) hampir finish. Keduanya harus mengakhiri masa jabatannya pada 19 Desember 2023 nanti. Namun, karena Pilkada digelar serentak pada 2024, menimbulkan kegamangan bagi keduanya.

Dalam beberapa kesempatan, Jimat belum menegaskan dirinya akan kembali nyalon untuk periode kedua. Apalagi Agus Masykur sudah masuk daftar calon legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai yang ia pimpin saat ini.

Alih-alih menegaskan nyalon bupati untuk periode kedua, Jimat malah menyatakan pikir-pikir untuk kembali nyalon.

Pada 20 Juni lalu, kepada beberapa media di momen Refleksi Lima Tahun Jimat-Akur, Jimat malah menyatakan keraguannya. Secara diplomatis ia akan berembuk dengan keluarga sebelum memutuskan kembali nyalon bupati.

“Saya akan pikir-pikir, akan bermusyawarah dengan keluarga untuk kesiapan maju lagi sebagai kandidat calon Bupati Subang,” katanya kepada media.

Ia pun berjanji akan memperhatikan masukan dan saran dari masyarakat. Menurutnya, masyarakat membutuhkan banyak perbaikan dan program yang harus dituntaskan.

Sikap Jimat dan keputusan Agus Masykur yang masuk daftar caleg DPR RI tak lepas dari regulasi Pemilu dan kebuntuan komunikasi politik. Pemilu serentak 2024 mengharuskan Jimat-Akur menunggu hasil Pileg yang digelar pada Februari 2024.

Sebab, hasil Pileg itu yang menjadi dasar partai politik mengusung kandidat kepala daerah. Jika PDIP Subang masih berhasil mengantongi 10 kursi, maka hampir dipastikan PDIP akan mengusung Jimat.

Tapi, jika kurang dari 10 kursi, maka harus berkoalisi dengan partai lain. Sedangkan partai yang dulu mengusung Jimat-Akur, juga memiliki potensi untuk menambah kursi. Apalagi Nasdem sudah dari jauh hari mengorbitkan bakal calon bupati yaitu Asep Rochman Dimyati (ARD).

Nasdem yang kini dipimpin Eep Hidayat, punya reputasi sukses mengorbitkan figur publik. Jimat dulu digadang-gadang Eep dan Nasdem-nya. Hingga menarik partai lain untuk berkoalisi dan memenangkan pasangan Jimat-Akur.

PDIP, Nasdem, Golkar, PKB, Gerindra dan PKS adalah partai papan atas melebihi 5 kursi di Subang yang saling berebut suara. PDIP partai langganan pemenang Pileg dan Pilpres, Golkar memiliki 9 kursi yang kini diperkuat Ridwan Kamil, Nasdem dipimpin politisi senior Eep Hidayat, PKB punya basis suara NU, Gerindra partai pemenang di Jabar dan PKS dinakhodai wakil bupati Subang.

Di partai menengah, PAN Subang kini punya kans untuk bangkit. Dipimpin politisi muda Farah Puteri Nahlia. Anggota DPR RI putri jendral polisi bintang 3 Fadhil Imran yang kini menjabat Kabaharkam Polri. Farah punya cukup magnet untuk membesarkan PAN. Selain dukungan logistik, Farah cukup populer di media sosial. Figur muda yang bisa menarik simpati pemilih pemula.

Melihat realitas itu, wajar jika Jimat gamang. Dalam waktu hampir 12 bulan melepas jabatan bupati, banyak hal yang bisa terjadi. Peta politik dan dinamika pemerintahan akan berpengaruh. Jika tidak banyak legacy prestasi yang ditinggalkan, bisa jadi publik dengan mudah melupakan Jimat-Akur.

Maka, jabatan Penjabat Bupati Subang 2024 menjadi penting untuk Jimat. Jika sang Penjabat Bupati bersebrangan jalan, alih-alih memperkuat apa yang sudah dilakukan, ada peluang menghapus jejak Jimat selama di pemerintahan. All Jimat’s men bisa digeser. Ingatan publik atas prestasi Jimat-Akur bisa memudar.

Namun, hal demikian tentu sudah dibaca oleh Jimat-Akur. Sedia payung sebelum hujan. Itu yang dilakukan Agus Masykur. Sadar komunikasi politik dengan PDIP tersumbat, Akur sudah sedia payung. Memutuskan daftar calon legislatif. Jika Jimat memilih berpasangan dengan yang lain, Akur melenggang sebagai Caleg DPR RI.

Jika kembali diajak Jimat nyalon, peluang untuk kembali terpilih tetap terbuka. “Ya itu sebagai salah satu strategi yang kami pilih,” kata salahsatu petinggi PKS Subang.

Jimat pun sudah berupaya keras agar Penjabat Bupati Subang yang terpilih minimal bersikap netral. Di sinilah peran penting PDIP di DPRD Subang dalam merekomendasikan kandidat Penjabat Bupati Subang 2024. Sejumlah figur mencuat ke publik. Pejabat eselon 2 disebutkan cukup mumpuni. Mulai dari Sekda Asep Nuroni, Kadisdik Tatang Komara, Kepala DPMPTSP Dadang Kurnianudin dan Kadis LH Hidayat. Tapi tidak menutup kemungkinan yang ditunjuk Kemendagri dari Pemprov Jabar atau pejabat Kemendagri.

Upaya lainnya, Jimat kini roadshow ke 30 kecamatan melalui Refleksi 5 Tahun Jimat-Akur. Secara politis ia ingin menunjukan apa saja yang sudah dilakukan selama lima tahun. Sekaligus mengukur bagaimana respons masyarakat bawah.

Jimat mempublikasikan apa yang sudah dikerjakan. Mulai dari lima kali WTP berturut-turut, pembangunan jalan-jalan baru, penataan kota, dukungan untuk pemekaran Subang Utara dan ratusan penghargaan atas kinerjanya selama memimpin. Setidaknya, kinerjanya masih moncer walau dihadang pandemi Covid-19 dan defisit anggaran.

Sekretaris DPC PDIP Niko Rinaldo menilai, kegamangan Jimat untuk kembali nyalon bupati untuk periode 2024-2029 dinilai wajar. “Sebab, harus dipikirkan dengan baik. Masa mau maju Pilkada gak mikir-mikir, ya harus dipikirkan matang lah, karena ini menyangkut kepentingan masyarakat Subang. Statment Kang Jimat sudah sangat tepat,” katanya memuji sikap Jimat.

Tapi suara akar rumput PDIP juga berharap Jimat lebih terbuka dan mantap untuk kembali nyalon. “Padahal deklarasi aja nyalon lagi, biar kami di bawah lebih jelas bergerak,” kata saorang kader PDIP di Kecamatan Subang.(clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *