Dokter Forensik Beberkan Penyebab Kematian Aldi Nababan

Ahli Forensik RSUP Prof Ngoerah, dr. Dudut Rustyadi, mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap jenazah Aldi Sahilatua Nababan, yang diterima pada pukul 11.20 WITA.

Proses pemeriksaan luar menunjukkan bahwa tubuh korban sudah dalam keadaan membusuk, dengan perubahan warna kulit, pengelupasan kulit, dan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.

“Kami menemukan adanya tanda-tanda pembusukan, ada yang merah kehitaman atau kehijauan, kemudian di beberapa bagian tubuh kulit sudah mengelupas, ada pembengkakan dari wajah, bibir, lidah menjulur, dan mata melotot,” terang Dr. Dudut.

Pembusukan juga terjadi pada kantong zakar, disertai keluarnya cairan berwarna merah kehitaman dari hidung dan mulut sebagai indikasi proses pembusukan.

Dr. Dudut menjelaskan adanya luka lecet tekan melingkari leher dengan arah miring dari kanan bawah ke kiri atas.

Menurutnya, hal ini mengindikasikan bahwa yang aktif dalam kejadian tersebut adalah berat badan, bukan talinya. Ia tidak menemukan luka lain pada tubuh Aldi.

“Artinya kemungkinan simpul di sebelah kiri, dari arah tersebut menunjukan bahwa yang aktif adalah berat badannya, jadi bukan talinya, dari kedokteran forensik kalau tali aktif itu biasanya talinya mendatar, pada kasus mati gantung itu, yang aktif adalah berat badan, sehingga menunjukan arah miring,” jelasnya.

Berdasarkan proses pembusukan, Dr. Dudut memperkirakan waktu kematian Aldi sekitar dua hari. Autopsi di RS Bhayangkara Medan yang dilakukan oleh ahli forensik dr. Ismurizzal juga mengonfirmasi adanya jejak tali melingkar di daerah leher, tanpa tanda kekerasan lainnya.

“Jenazah Aldi memang sudah mengalami pembusukan dan di formalin. Dari hasil autopsi, Ismurizzal hanya menjumpai jejak tali yang melingkar pada daerah leher dan terdapat daerah yang kosong pada telinga kiri seperti huruf V terbalik. Artinya di sana terdapat ikatan dari tali tersebut,,” ungkap dr. Ismurizzal.

Pemeriksaan juga membuktikan bahwa kemaluan Aldi tidak rusak dan berisi gas pembusukan tanpa tanda kekerasan.

“Jadi, itu (Kemaluan) berisi gas-gas pembusukan, tidak dijumpai tanda kekerasan, jadi dari semua pemeriksaan itu kami berkesimpulan bahwasannya korban meninggal akibat mati gantung,” tandas Dr. Dudut, menegaskan hasil penyelidikan forensik yang telah dilakukan. (clue)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *