SUBANG- Kasus pembunuhan Tuti dan Amel di Subang yang belum terungkap hingga kini kembali menjadi sorotan setelah ahli forensik Dr. Sumy Hastry Purwanti mengungkapkan pandangannya dalam sebuah podcast bersama Dedy Corbuzier.
Kasus ini menjadi perhatian publik selama beberapa tahun ini, lantaran pelakunya belum juga diungkap oleh pihak kepolisian. Padahal kedua jenazah ibu dan anak tersebut telah diotopsi sebanyak dua kali. Dr. Hastry pernah terlibat dalam autopsi kedua jenazah korban dan mengaku bahwa publik masih sering menanyakan kemajuan kasus ini.
Meskipun ia sudah memberikan keterangan secara rinci mengenai kasus ini, termasuk hasil autopsi, polisi belum berhasil menemukan tersangka.
“Padahal menurut saya bisa (ditangkap),” tegas Dr. Hastry.
Dr. Hastry juga mengungkapkan bahwa proses pengambilan DNA sudah dilakukan namun belum ditemukan yang cocok dengan sampel DNA di TKP atau saksi-saksi yang ada.
“Saya yang jadi diserang terus oleh netizen. Sebagai forensik tugas saya sebenarnya sudah selesai dalam kasus pembunuhan Subang ini. Data dan alat bukti sudah selesai. Tapi saya gemes. Kita main DNA. Saya ngomong disini aja ya. DNA nya sudah. Tapi tidak ada yang cocok. Kalau tidak ada yang cocok kita cari dari saksi itu. Kalau tidak cocok, kita tarik lah garis keturunan ibu. Siapa tau ada yang cocok gak, ternyata belum dikerjakan,” ungkap Hastry.
Dr. Hastry juga mengungkapkan pihaknya memiliki jam kematian korban, di mana Tuti meninggal antara jam 02.00-04.00 WIB dan Amel meninggal antara jam 04.00-06.00 WIB.
“Lha saya bermain dong di jam itu, HP siapa yang online? Ambillah DNA-nya. Di TKP tuh ada dua DNA yang kita duga sebagai pelakunya yang asing,” kata Dr. Hastry.
Dr. Hastry berharap agar kasus ini segera terungkap dan memohon maaf atas pernyataannya tersebut kepada Kabareskrim.
Dedi menanyakan apakah pengungkapan kasus ini termasuk lamban. Hastry hanya berseloroh dan tidak ingin melanjutkan pernyataannya mengenai kasus tersebut.Ia juga menyebut bahwa korban sering muncul dalam mimpinya dan berharap kasus ini segera terungkap.
Hastry juga mengaku sangat depresi menghadapi kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak Subang yang tak kunjung diungkap tersangkanya.
“Ini paling bikin saya trauma karena tidak kunjung terungkap. Padahal saya sudah menyajikan data lengkap. Kasian banget kan korban sudah dibunuh seperti itu dan datang dalam mimpiku tapi aku gak bisa bantu. Aku depresi beneran sama kasus subang,”tandas Hastry. (clue)