Dukung Petani Kopi, Pemkab Subang Serahkan 230 Hektar Lahan Garapan

SUBANG – Sebagai bentuk dukungan kepada para petani kopi, pemerintah kabupaten Subang menyerahkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) kepada 500 petani. Para petani kopi berasal dari kecamatan Ciater dan Cisalak.

Kepala dinas pertanian, Bambang Suhendar, menyampaikan, “Kita mendata dan mensupply para petani ini saat ini kurang lebih ada 500 petani kopi dengan jumlah kebun 548 kebun dengan total 230 hektare lahan kopi,” ujarnya di Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak pada Kamis (2/1/2024).

Dr. Imran, Pj Bupati Subang menyampaikan bahwa penyerahan STDB merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memperbaiki kualitas kopi hasil produksi.

“STDB ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memperbaiki kualitas kopi yang ada di Subang. Ketika produk kopi yang berasal dari Subang muncul di pasaran kita bisa deteksi kopi tersebut berasal dari kelompok mana atau dari petani mana kopi itu berasal,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dr. Imran mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar di Dunia. Meski begitu, harga jual dan kualitas kopi Indonesia masih kalah dari Vietnam, Jamaica, dan Brazil.

“Indonesia saat ini adalah penghasil kopi nomor 1 di Dunia, tetapi harga kopi Indonesia masih kalah dibawah Vietnam, Jamaica, dan Brazil. Penyebabnya adalah kualitasnya, Kopi Jamaica itu harganya bisa 10x lipat dari kopi kita. Kita tidak bisa mempertahankan rasa kopi, jadi rasa khas kopi itu tidak bisa kita pertahankan,” paparnya

Dr. Imran berharap, kedepannya ada sentra kopi atau pusat lelang kopi di Kabupaten Subang. Sehingga kopi hasil produksi Kabupaten Subang dapat terkontrol harganya.

“Saya berharap suatu saat ada sentra kopi atau pusat lelang kopi di Subang ini. Jangan sampai kopi kita di lelang ditempat lain sehingga kita dapat mengontrol harganya, tidak dipermainkan oleh tengkulak,” harapnya.

Selanjutnya, Kementrian Pertanian TA 2024 menyerahkan bantuan Perluasan Kopi Arabika. Bantuan tersebut berupa bibit kopi arabika bersertifikat dan pupuk organik remah kepada Kelompok Tani Desa Cupunagara.(Adv/clue)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *